Drama Kepala SMPN 1 Ponorogo Mundur di Depan Bupati Buntut Sumbangan Mobil

Drama Kepala SMPN 1 Ponorogo Mundur di Depan Bupati Buntut Sumbangan Mobil

Charolin Pebrianti - detikJatim
Rabu, 04 Okt 2023 17:20 WIB
Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko memeluk Kepsek SMPN 1 Ponorogo yang mengundurkan diri usai viral minta sumbangan beli mobil
Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko memeluk Kepsek SMPN 1 Ponorogo yang mengundurkan diri usai viral minta sumbangan beli mobil (Foto: Charolin Pebrianti/detikJatim)
Ponorogo -

Kepala SMPN 1 Ponorogo, Imam Mujahid mengundurkan diri usai viral meminta sumbangan untuk membeli mobil. Pengunduran diri disampaikan saat rapat dengan seluruh kepala sekolah dan komite di aula SMPN 2 Ponorogo. Surat pengunduran dirinya langsung ia serahkan ke Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko.

Sebelum menyerahkan surat pengunduran diri, Imam mengatakan permintaan maaf. Ia merasa membuat gaduh selama beberapa hari terakhir.

"Saya dengan tulus ikhlas, saya ingin mengundurkan diri dari SMPN 1 Ponorogo sebagai kepala sekolah," kata Imam di hadapan semua rekan kerjanya, Rabu (4/10/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menanggapi pengunduran diri Imam yang tiba-tiba, Bupati Giri pun berusaha merangkul Imam. Dengan bijak, Giri menegaskan dia akan mengambil keputusan sebagai Bupati. Namun, Giri tetap menerima surat pengunduran diri Imam.

"Saya terharu dan satu-satunya di Ponorogo berani melakukan hal yang luar biasa. Ini memberi contoh pada kita. Padahal beliau belum tahu apakah salah atau tidak, tapi karena viral akhirnya banyak tekanan, beliau arif, bijaksana. Untuk mundur perkara kami loloskan atau tidak, kami lihat nanti," jelas Giri.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, kasus viralnya sumbangan di SMPN 1 Ponorogo ini bisa jadi pembelajaran semua pihak. Agar ke depan, lebih arif dan bijak dalam memberikan arahan. Sebab, pendidikan menjadi gerbang ke peradaban yang lebih baik.

"Sementara kita keep dulu jangan bergerak, jangan sampai ada mobil. Kalau kebutuhan alat musik dan komputer, saya pikir wali murid pengen anaknya pinter nyanyi, gitar, ngaji itu kan bagian dari hidup," papar Giri.

Politisi PDIP itu menambahkan, dana BOS tidak bisa mengatasi kebutuhan itu. Konsep merdeka belajar pun menjadi gotong royong. Karena ini bagian dari peran serta masyarakat dalam pendidikan anaknya.

"Maka ketika membuat program ya harus yang memang dibutuhkan, jangan sampai tersier atau pun sekunder banget lah. Mendekati kebutuhan anak untuk peningkatan mutu, butuh prestasi, ini normal dan dikaji kembali," ungkap Giri.

Giri pun berharap, apa yang viral ini bisa segera diakhiri. Kebutuhan mobil bisa dibatalkan. Sedangkan sumbangan bisa digunakan untuk kebutuhan utama lainnya.

"Kepala dinas mengundang masing-masing kepala sekolah itu teknis, saya juga bakal menemui komite. Komite itu kan wali murid juga, ini mau dibawa ke mana. Kalau ada sumbangan terus gak ikhlas, ya gak usah, jangan membebani murid," tukas Giri.

(hil/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads