Hujan ternyata sempat mengguyur wilayah Ngawi tadi malam. Namun, hujan dengan intensitas ringan ini belum mampu memadamkan titik api dalam kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di kawasan Gunung Lawu.
"Hujan tadi malam cuma sebentar belum bisa padamkan kebakaran hutan," ujar Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Ngawi Prajitno saat dikonfirmasi detikJatim, Rabu (4/1/2023).
Hujan yang turun, kata Prajitno, tidak deras dan berlangsung singkat. Upaya pemadaman pun terus dilakukan baik secara manual dengan membuat ilaran maupun water bombing.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hujan cuma sebentar dan tidak deras. Jadi kita terus upaya pemadaman membuat ilaran," imbuh Prajitno.
Prajitno menambahkan, BPBD menemukan adanya kemunculan titik api baru. Saat ini, pihaknya masih mengecek berapa titik api baru yang muncul. Titik api baru ini muncul di wilayah Hutan Wukir Bayi, Kecamatan Jogorogo, Ngawi. Wilayah ini masuk kawasan hutan lindung yang di dalamnya banyak ditumbuhi pohon pinus dan cemara.
"Kita lihat (titik api baru) ada di sekitar Wukir Bayi di wilayah Jogorogo," papar Prajitno.
Sementara itu, mulai pagi telah dilakukan water bombing dengan bantuan helikopter dari BNPB. Selain melakukan water bombing, pihaknya juga akan memantau titik api baru dari atas heli.
"Dari Satgas kemarin, bahwa hari ini akan dilakukan water bombing di beberapa titik yang dirasa sangat diperlukan, pagi ini dilakukan satgas keliling melihat langsung titik mana yang bisa dilakukan dahulu untuk water bombing," jelasnya.
"Untuk berapa titiknya ini yang masih dikaji nanti sesuai dengan apa yang kita lihat nanti," imbuhnya.
Sebelumnya, karhutla di Gunung Lawu ini telah terjadi sejak Jumat (29/9) sekitar pukul 19.00 WIB. Lalu, Bupati Ngawi menetapkan status tanggap darurat selama 14 hari terkait kebakaran hutan dan lahan di Gunung Lawu. Terhitung sejak tanggal 30 September sampai dengan 13 Oktober 2023.
(hil/fat)