RPQ, Balita asal Desa Pulosari, Jambon, Ponorogo tercebur panci berisi sayur panas hingga mengalami luka bakar 37%. RPQ telah menjalani operasi pembersihan luka ke-2 pada Senin (25/9) dan belum diputuskan apakah perlu menjalani operasi pencangkokan kulit atau tidak.
Dokter spesialis bedah plastik RSU dr Soetomo yang menangani RPQ, dr Ira Handriani SpBP-RE (K) mengatakan bahwa pada operasi ke-2 ini tenaga medis melakukan pembersihan luka dan pembuangan jaringan non vital.
Pembersihan luka berkala dan pembuangan jaringan non vital dilakukan di semua area luka bakar, seperti punggung, pantat, hingga ke paha. Rencananya akan kembali dilakukan operasi pekan ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini luka bakarnya cukup dalam, pembersihan dilakukan berkala dan menggunakan beberapa obat-obatan untuk menutup luka. Insyaallah Jumat (operasi) lagi," ujar dr Ira saat ditemui detikJatim di RSU dr Soetomo, Rabu (27/9/2023).
Pencangkokan kulit juga belum dilakukan. Karena, dr Ira tidak bisa memastikan sampai kapan dilakukan operasi pembersihan luka yang cukup dalam.
"Belum bisa dipastikan. Nanti akan dilakukan pencangkokan ketika luka baik kita lakukan. Planing nanti ke depannya kalau kondisi sudah stabil, anak stabil, kondisi luka stabil dan semua baik baru dilakukan penutupan cangkok kulit," jelasnya.
Pascaoperasi pembersihan luka, ada hal yang perlu diwaspadai oleh tenaga medis yang menangani RPQ, yakni kemungkinan terjadinya infeksi terhadap balita tersebut.
"Kalau luka bakar, luka infeksi. Makanya dirawat khusus di ruang steril, makanya nggak bisa dikunjungi," ujarnya.
Proses penyembuhannya juga membutuh waktu yang lebih lama karena luka bakar yang dialami RPQ yang memang cukup dalam.
"Kalau cuma superfisial, bisa tumbuh kulit sendiri, epitalisasi sendiri tanpa adanya operasi, biasanya tumbuh sendiri. Karena ini dalam, kemungkinan agak lama," pungkasnya.
Diketahui, RPQ datang di RSU dr Soetomo pada 18 September 2023 pukul 03.00 WIB. Kondisi saat datang sudah lemah, karena luka bakar berat, banyak cairan los dari kulit terbuka, mengalami dehidrasi dan kurang stabil, sehingga langsung dilakukan stabilisasi.
(dpe/iwd)