Detik-detik Ngenes Balita Tercebur Panci Berisi Sayur Panas di Ponorogo

Detik-detik Ngenes Balita Tercebur Panci Berisi Sayur Panas di Ponorogo

Charolin Pebrianti - detikJatim
Rabu, 20 Sep 2023 17:03 WIB
Balita di Ponorogo tercebur panci berisi sayur panas.
Balita di Ponorogo tercebur panci berisi sayur panas. (Foto: Istimewa)
Ponorogo -

Sungguh malang. Balita berinisial RPQ asal Desa Pulosari, Jambon, Ponorogo tercebur panci sayur panas. Luka bakar yang dia alami mencapai lebih dari 50 persen.

Berdasarkan keterangan dari Bidan Desa Pulosari, Suyati detik-detik peristiwa itu terjadi setelah ibunya baru saja selesai memasak sayur.

Saat itu Hari Minggu (17/9). Saat ibu korban yang merupakan pedagang sayur matang sedang mempersiapkan dagangan, RPQ diketahui sedang bermain di depan rumah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Korban sedang bermain di depan rumahnya. Kebetulan saat kejadian ibu korban selesai memasak sayur," ujar Suyati, Rabu (20/9/2023).

Setelah sayur yang akan dijual itu sudah matang, sang ibu membawa panci yang isinya baru saja mendidih itu ke bagian depan rumah untuk didinginkan sebelum dikemas dalam plastik.

ADVERTISEMENT

"Sayur itu dibawa ke depan juga untuk didinginkan sebelum dimasukkan ke plastik. Saat itulah bocah itu masuk rumah," ujar Suyati.

Orang tua korban juga tidak tahu bagaimana proses balita itu bisa tercebur ke dalam panci. Tiba-tiba saja balita itu menangis dengan sebagian tubuhnya sudah di dalam panci.

"Mungkin mundur-mundur gitu. Tidak langsung diangkat. Sadarnya ketika korban menangis baru diangkat," kata Suyati.

Dia menyebutkan bahwa akibat kejadian itu balita malang itu mengalami luka bakar di punggung hingga kaki dengan luasan luka lebih dari 50 persen.

"Korban mengalami luka bakar lebih dari 50 persen. Yang luka itu kebanyakan yang bagian badan bawah," kata Suyati.

Setelah kejadian tersebut orang tua balita itu segera melarikannya ke Puskesmas Jambon. Karena luka bakar cukup parah, balita itu dirujuk ke Surabaya.

"Dari Puskesmas kemudian dirujuk ke RSUD dr Harjono lalu ke RSUD dr Sudono Madiun dan sampai ke RSUD dr Sutomo Surabaya," ujarnya.

Suyati mengatakan bahwa luka bakar yang dialami balita RPQ itu tergolong parah karena mengenai daerah fenetalia sehingga rasa sakitnya lebih parah.

"Karena daerah fenetalia sensitif, dobel rasa sakitnya. Jadi itu parahnya di situ," tandas Suyati.

Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Ponorogo Supriyadi mengimbau orang tua lebih hati-hati. Karena kejadian balita terkena air panas di Ponorogo tidak hanya sekali ini.

"Dari catatan saya, kejadian di Desa Pulosari, Kecamatan Jambon ini sudah 3 kali selama saya jadi kepala Dinsos P3A. Kami harap kita semua lebih hati-hati saat mengawasi anak," ujar Supriyadi.




(dpe/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads