Warga Jiken Dilarang Nikahi Orang Randegan Sidoarjo yang Pantang Jual Nasi

Warga Jiken Dilarang Nikahi Orang Randegan Sidoarjo yang Pantang Jual Nasi

Suparno - detikJatim
Selasa, 26 Sep 2023 06:30 WIB
Gapura Desa Jiken, Sidoarjo yang warganya dilarang nikah dengan warga Desa Randegan.
Gapura Desa Jiken, Sidoarjo yang warganya dilarang nikah dengan warga Desa Randegan. (Foto: Suparno/detikJatim)
Sidoarjo -

Belum lama ini Desa Randegan, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo menjadi perhatian karena pantangan unik bagi warganya yang dilarang berjualan nasi. Ternyata, warga di Desa Randegan justru menjadi pantangan bagi orang-orang di desa sebelahnya, yakni warga Desa Jiken.

Desa Jiken yang bersebelahan dengan Desa Randegan secara administrasi masuk wilayah Kecamatan Tulangan, Sidoarjo. Bukan dalam hal hubungan sosial atau berniaga, sudah sejak lama warga di Desa Jiken percaya bahwa mereka dilarang menikah dengan warga Desa Randegan.

Bin Wasis (63), warga di RT 5, RW 1, Desa Jiken membenarkan adanya mitos yang dipercaya turun temurun itu. Ada aturan tak tertulis yang melarang warga desanya menikah dengan warga Desa Randegan, Tanggulangin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wasis sendiri awalnya tidak terlalu percaya dengan aturan itu dan menganggapnya sebagai mitos yang dipercaya turun temurun. Tetapi, dirinya tahu bahwa sesuatu telah terjadi pada tetangganya yang nekat menikah dengan warga Desa Randegan.

"Sekitar 2010 ada tetangga saya yang menikah dengan warga Desa Randegan. Beberapa bulan berikutnya salah satu keluarganya sakit hingga meninggal. Apakah itu secara kebetulan atau ada kaitannya dengan mitos itu?" Kata Bin Wasis kepada detikJatim, Senin (25/9/2023).

ADVERTISEMENT
Gapura Desa Jiken, Sidoarjo yang warganya dilarang nikah dengan warga Desa Randegan.Gapura Desa Jiken, Sidoarjo yang warganya dilarang nikah dengan warga Desa Randegan. (Foto: Suparno/detikJatim)

Kustiah (62) yang juga warga Desa Jiken menyatakan hal senada. Sebenarnya dirinya menganggap bahwa larangan itu hanyalah cerita masyarakat yang dipercaya warga di desanya hingga sekarang karena terus diceritakan secara turun-temurun.

Saking kuatnya mitos itu, Kustiah menyebutkan bahwa hingga saat ini warga Desa Jiken yang melanggar aturan menikah dengan warga dari Desa Randegan itu hanya dalam hitungan jari. Sebagian besar dari warga takut tertimpa bala.

"Sampai sekarang mitos itu masih terasa kental di masyarakat Desa Jiken. Jadi sangat jarang sekali masyarakat di Desa Jiken ini yang menjodohkan anaknya dengan masyarakat dari Desa Randegan," kata Kustiah.

Dia menambahkan bahwa mitos ini ada sejak lama, turun temurun dari nenek moyangnya ke mbah-mbahnya, hingga ke generasi Kustiah. Tidak hanya mitosnya yang dipercaya, masyarakat setempat juga takut dengan musibah yang menyertai pelanggaran aturan tak kasat mata itu.

"Warga Desa Jiken lainnya sudah terbiasa dengan mitos ini meski tidak begitu percaya. Mereka tetap takut dengan kutukan yang seringkali terjadi. Warga di sini menikahkan anaknya belum ada satu tahun, orang tuanya sakit-sakitan. Rata-rata seperti itu," ujar Kustiah.




(dpe/iwd)


Hide Ads