Panitia Disiplin (Pandis) telah memperbarui surat keputusan sanksi atas aksi penendangan atlet futsal Kabupaten Blitar yang sebelumnya ada kekeliruan. Hasilnya, Pandis menjatuhkan sanksi larangan bermain M Mahdi Ansarullah yang terbukti menendang.
Meski demikian, hingga saat ini Mahdi belum ada permintaan maaf secara terbuka atau langsung kepada Hanafi Jauhari, atlet futsal Kabupaten Blitar. Apalagi kepada M Rafael Moreno, rekan setimnya yang jadi korban salah sasaran sehingga dibully netizen di media sosial.
Aksi sembunyi Mahdi ini kemudian membuat KONI Kota Malang turun tangan dan memintanya untuk meminta maaf kepada Hanafi. Hal ini disampaikan langsung Ketua KONI Kota Malang Djoni Sudjatmoko.
"Kami sudah minta teman-teman cabor PSSI Kota Malang untuk segera menyelesaikan permasalahan ini. Insyallah hari Senin (25/9/2023) mendatang, dari PSSI Kota Malang akan berangkat ke Blitar," ujar Djoni.
Ia mengatakan upaya ini dilakukan agar persoalan yang terjadi karena perbuatan Mahdi bisa segera diselesaikan. Dia tidak ingin persoalan tersebut terus berlarut-larut dan berdampak pada pikiran para atlet.
"Kami juga sudah koordinasi dengan KONI Provinsi Jawa Timur dan pada intinya mereka meminta agar permasalahan ini bisa segera terselesaikan," ungkap Djoni.
Menurut Djoni, persoalan tendangan Mahdi ke Hanafi sebenarnya sudah selesai. Namun karena videonya viral, maka persoalan pun terangkat lagi.
"Tapi gak papa, karena sudah viral dan untuk menunjukkan KONI di Jawa Timur solid. Maka pada Senin besok atlet bersama PSSI dan perwakilan KONI Kota Malang menuju ke Kabupaten Blitar," katanya.
Perbuatan Mahdi ternyata tak hanya merugikan secara fisik Hanafi. Namun juga rekan setimnya Rafael Moreno yang turut kena getahnya. Karena gegara Pandis salah menyebut dan menjatuhkan sanksi, Morena jadi bulan-bulanan netizen.
Selanjutnya, orang tua Moreno sebut anaknya jadi korban fitnah.
(abq/iwd)