Balita Ponorogo yang Tercebur Sayur Panas Berpotensi Jalani Cangkok Kulit

Balita Ponorogo yang Tercebur Sayur Panas Berpotensi Jalani Cangkok Kulit

Esti Widiyana - detikJatim
Jumat, 22 Sep 2023 15:43 WIB
Dokter spesialis bedah plastik RSU dr Soetomo yang menangani RPQ, dr Ira Handriani SpBP-RE (K) (tengah).

Tim medis di RSU dr Soetomo menggambarkan anatomi tubuh RPQ yang mengalami luka bakar.
Tim medis di RSU dr Soetomo menggambarkan anatomi tubuh RPQ yang mengalami luka bakar. (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya -

Balita berinisial RPQ asal Desa Pulosari, Jambon, Ponorogo tercebur panci berisi sayur panas. Akibat peristiwa itu balita malang tersebut mengalami luka bakar 37% dan harus menjalani operasi.

RPQ saat ini dirawat di RSU dr Soetomo Surabaya setelah sempat dirujuk ke RS Madiun kemudian dirujuk ke RSU dr Soetomo untuk mendapatkan penanganan lebih intensif.

Dokter spesialis bedah plastik RSU dr Soetomo yang menangani RPQ, dr Ira Handriani SpBP-RE (K) mengatakan bahwa pasien datang 18 September 2023 pukul 03.00 WIB.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kondisi saat datang lemah, karena luka bakar berat, saat datang banyak cairan los dari kulit terbuka. Kondisi agak dehidrasi dan kurang stabil, sehingga kami langsung lakukan stabilisasi," ujarnya kepada detikJatim, Jumat (22/9/2023).

Proses penanganan RPQ itu dilakukan dengan melibatkan dokter anastesi dan multidisiplin lainnya seperti bedah plastik. Tujuannya untuk melakukan stabilisasi kondisi umumnya.

ADVERTISEMENT

"Kemudian kami lakukan resistensi cairan dan koreksi. Arena luka bakar luas banyak protein yang keluar," kata dr Ira saat ditemui di RSU dr Soetomo.

Ira menyebutkan bahwa luka bakar yang dialami RPQ ada di hampir seluruh area punggung, pantat, hingga ke paha. Kemudian di bagian perutnya hingga area genital.

"Posisi jatuh tercebur terduduk. Kaki juga. Luka bakar dihitung 37%, tapi dengan kedalaman yang lumayan dalam mid dermal dan deep dermal. Itu dalam luka bakarnya," ujarnya.

Dokter spesialis bedah plastik RSU dr Soetomo yang menangani RPQ, dr Ira Handriani SpBP-RE (K) (tengah).Tim medis di RSU dr Soetomo menggambarkan anatomi tubuh RPQ yang mengalami luka bakar.Dokter spesialis bedah plastik RSU dr Soetomo yang menangani RPQ, dr Ira Handriani SpBP-RE (K) (tengah). (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)

Kondisi RPQ saat ini cukupi stabil, tidak ada demam, dengan indeks mulai bagus. Meskipun masih harus dirawat di ruang intensif burn unit, khusus luka bakar, kondisinya dinyatakan membaik usai dilakukan pembersihan luka dan pembuangan jaringan mati.

Kemudian, lanjut dr Ira, penutupan luka sudah dilakukan untuk mencegah infeksi dan mengurangi nyeri. Balita itu juga akan menjalankan operasi debridement atau pengangkatan jaringan kulit mati pekan depan.

"Sempat menjalani operasi debridement luka bakar, pembersihan dan pembuangan jaringan mati. Perlu operasi lagi, pembersihan luka berkala. Pasti operasi lagi. Kalau kondisi stabil insyaallah hari Senin operasi kedua. Operasi pertama hari Rabu kemarin," jelasnya.

Dr Ira tidak bisa memastikan berapa lama lagi RPQ bisa sembuh. Mengingat kedalaman luka bakar itu membutuhkan waktu untuk proses penyembuhan. Pembersihan dan pencucian luka berkala tetap dilakukan dan akan dievaluasi perlu tidaknya cangkok kulit.

"Kalau luka bakar dalam, mungkin potensi dilakukan cangkok kulit, tandon kulit. (Cangkok kulit) Harus kami evaluasi. Kondisi luka harus bersih, tidak ada infeksi, lukanya harus siap ditutup dan kondisi umum anak harus optimal," katanya.

Hal yang perlu diwaspadai dalam luka bakar ini ialah munculnya infeksi. Karena luka masih terbuka dengan luas dan kondisi kulit yang masih terbuka sehingga rentan infeksi.

Cairan masih bisa keluar dari luka bakar karena kulitnya belum menutup. Untuk itu balita itu akan rentan kekurangan cairan dan protein. Kondisi ini bisa menyebabkan kondisi umumnya menurun.

Secara umum, lanjut dr Ira, penanganan luka bakar terhadap anak dan dewasa berbeda. Mulai dari cairannya hingga anatomi yang berbeda dan anak lebih sulit ditangani.

"Kalau anak kulit tipis biasanya luka bakar kecil bisa dalam kalau anak dewasa tebal. Kondisi metabolisme beda. Penangannya berbeda. Anak lebih sulit, tapi balik lagi pada kedalaman lukanya," pungkasnya.




(dpe/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads