Warga 44 Desa di Bojonegoro Kesulitan Air Bersih Imbas Kekeringan Ekstrem

Bojonegoro -

Krisis air bersih melanda masyarakat di Kota Minyak Bojonegoro. Ada 44 desa di 16 kecamatan saat ini mengalami kesulitan air bersih sehingga warganya berharap bantuan droping air bersih.

"Hingga Senin 19 September telah 739 Tangki dengan kapasitas 4.000 Liter per tangkinya," ujar Kepala BPBD Bojoengoro, Ardian kepada detikJatim, Rabu ( 20/9/2023).

Ardian menyebutkan distribusi air oleh BPBD ini dilakukan sesuai kebutuhan. Desa terparah dari penilaian BPBD ada di kecamatan Tambakrejo. Di antaranya di Desa Malingmati, Sidomulyo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat ini berada di Kecamatan Tambakrejo," kata Ardian.

Dia mengatakan desa lain yang mengalami kekeringan seperti di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang warganya masih bisa mendapat air bersih dengan membeli dari desa lain.

Tidak hanya dari BPBD, Adrian memastikan bahwa pihak pemerintah desa saat ini juga dikerahkan untuk melakukan droping air untuk warga terimbas kekeringan.

"Warga ambil dari daerah lain. Yang krisis air terutama warga di RT 06/ RW 02 Dusun Kricak. Itu sudah mulai bulan Agustus, kami dropint air di sana," ujar Kades Kedungsumber, Kardi.

Kardi menambahkan bahwa hingga saat ini warga Desa Kedungsumbar yang mengalami krisis air mencapai antara 60 hingga 70 kepala keluarga (KK).

"Ada sekitar 60 hingga 70 kepala keluarga yang tiap tahun dilanda kekeringan. Kita ini punya waduk tapi kalau kemarau kering," imbuh Kardi.

Berikut data BPBD sejumlah desa di Bojonegoro yang membutuhkan suplai air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari:

1. Kecamatan Margomulyo

- Desa Meduri

2. Kecamatan Ngraho

- Desa Sugihwaras, Nganti,Luwihaji

3. Kecamatan Tambakrejo

- Desa Malingmati, Jatimulyo, Pengkol, Gading,Kalisumber.

4. Kecamatan Ngasem

- Desa Butoh, Sambong, Bareng, Jelu Kolong, Dukukidul.

5. Kecamatan Bubulan