Kasus Susanto Dokter Gadungan, Komisi E Minta RS Lebih Jeli Saat Rekrutmen

Kasus Susanto Dokter Gadungan, Komisi E Minta RS Lebih Jeli Saat Rekrutmen

Faiq Azmi - detikJatim
Sabtu, 16 Sep 2023 23:55 WIB
Anggota Komisi E DPRD Jatim Benjamin Kristianto
Anggota Komisi E DPRD Jatim Benjamin Kristianto. (Foto: Faiq Azmi/detikJatim)
Surabaya -

Geger aksi tipu daya dokter gadungan di Surabaya, Susanto, baru-baru ini terbongkar. Hanya berbekal ilmu kesehatan dari internet dan identitas comotan dari seorang dokter asli di Bandung, pria tamatan SMA ini bisa berpraktik selama dua tahun di sebuah klinik milik PT PHC.

Anggota DPRD Jatim Komisi E (Bidang Kesra, Kesehatan) Benjamin Kristianto mengatakan kasus tersebut harus menjadi pembelajaran dan evaluasi Dinas Kesehatan, baik di level kabupaten/kota atau provinsi selaku pemegang kebijakan dan pihak rumah sakit sendiri.

"Itu kecolongannya sudah fatal sekali, kalau berapa hari kerja itu sudah alarm bahaya. Ini sudah tahunan, fatal," kata Benjamin saat dikonfirmasi detikJatim, Sabtu (16/9/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pihak rumah sakit harus lebih protektif dalam menerima berkas pelamar. Rekrutmen harus menunjukkan ijazah asli, tidak hanya berdasarkan copy-an, tapi harus membawa ijazah asli untuk memastikan bener-bener pelamar lulusan dari universitas," tambahnya.

Benjamin mengatakan pihak HRD yang bekerja di sektor kesehatan harus benar-benar jeli dalam melihat kompetensi dan berkas seorang pelamar tenaga kesehatan. Sebab, urusan kesehatan bisa berisiko fatal jika salah rekrut karyawan.

ADVERTISEMENT

"Memastikan dia real seorang dokter atau tenaga kesehatan harus ada ijazah asli pada saat melamar ditunjukkan. Termasuk ketika ingin mendapatkan surat izin praktek (SIP) yang dikeluarkan dinas kesehatan, seorang dokter harus menyertakan surat tanda registrasi (STR) beserta ijazah aslinya," jelasnya.

"Jangan ada lagi keterkecohan seperti yang terjadi di RS PHC Surabaya. Pelamar kerja harus menunjukkan ijazah aslinya. Ia harus menunjukkan STR aslinya, baru dinas kesehatan mengeluarkan SIP dia," jelasnya.

Politikus Gerindra ini menyebut rekrutmen seorang dokter untuk bekerja di rumah sakit harus dipastikan keaslian gelarnya dengan proses pembebasan berlapis. Sebab, hal tersebut berhubungan dengan hajat hidup pasien.

"Pastinya dia ngobatin asal-asalan tidak berdasarkan ilmiah ilmu kedokteran dan akan berdampak kepada pasien," tukas caleg Gerindra DPRD Jatim Dapil II (Sidoarjo) ini.




(dpe/dte)


Hide Ads