Peristiwa kesurupan massal pernah menggemparkan Surabaya pada 2006 silam. Kejadian di luar nalar itu terjadi di SMPN 29. Kala itu, sosok misterius bernama Ambar menyeruak disebut sebagai pemicu puluhan siswa berteriak-teriak tak karuan.
Lalu siapa Ambar? Apa yang sebenarnya terjadi pada 22 Maret 2006 tersebut?
Berdasar arsip pemberitaan detikcom, kejadian itu berawal saat ranting pohon-pohon di sekitar sekolah ditebang pada 20 Maret 2006. Usai penebangan sedikitnya 25 siswa mengalami kesurupan. Sontak kejadian itu membuat panik guru dan siswa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mulanya hanya seorang siswi yang mengalami kesurupan. Tapi kemudian menular ke siswi lain. Para guru SMPN 29 berusaha menyembuhkan muridnya yang kesurupan dengan membaca ayat-ayat suci Al-Qur'an, namun tak mempan.
Ketika ada beberapa yang sembuh, tak berselang lama kambuh lagi sambil meraung-raung dan berteriak
"Jangan tebang pohonku...Jangan tebang pohonku...".
Sehingga muncul dugaan kesurupan terjadi karena penebangan pohon itu.
Hingga akhirnya seorang ulama setempat datang memberi bunga di pohon itu dan mendoakan agar roh halus penunggu pohon tidak masuk ke tubuh siswi kembali. Siswi yang kesurupan pun berangsur-angsur sembuh dan langsung dibawa pulang.
Namun, kesurupan kembali terjadi selama tiga hari berturut-turut hingga Rabu, 22 Maret 2006. Puluhan siswa kesurupan hingga memicu kepanikan. Rabu itu para siswa dan guru menggelar zikir bersama yang diikuti kelas 2 dan 3.
KH M Zainuddin dari Ponpes Tarbiyatul Qulub Pagar Insan memimpin zikir sejak pukul 10.00 WIB. Tak sendiri, ia mengajak 50-an santri dan santriwatinya untuk melakukan zikir dan rukiah.
Baru setengah jam, tiba-tiba terjadi keributan di barisan belakang. Sebanyak 40-an siswi berteriak-teriak histeris sehingga acara zikir menjadi kacau. Roh halus itu kembali datang. Siswi yang dirasuki kejang-kejang, mata melotot, dan berteriak panas, sakit dan takut.
"Jangan bawa ke sana, saya takut. Saya mau pulang!".
Zainudin dkk pun berusaha keras menyembuhkan siswi yang kesurupan. Sementara pihak sekolah menghubungi orang tua murid untuk membawa mereka pulang. Situasi baru mulai normal sekitar pukul 12.30 WIB.
Di balik teror kesurupan siswi SMPN 29 Surabaya itu, disebutkan adanya makhluk halus bernama Ambar. Ia disebut-sebut berasal dari Indonesia yang menjadi pembantu makhluk halus berkebangsaan Belanda. Dikisahkan, sang meneer adalah pemimpin salah satu kelompok makhluk halus yang menghuni SMPN 29 Surabaya.
"Ambar umurnya 130 tahun, meninggal karena kecelakaan. Dia yang mengganggu para siswi," kata Zainuddin.
Menurutnya, ada ribuan makhluk halus yang bersarang di sekolah tua itu. Salah satunya kelompok yang dipimpin bule Belanda itu. Ambar mengganggu karena diusir dari rumahnya pohon itu.
Pihak sekolah pun meyakini kesurupan terjadi karena ranting-ranting empat pohon di sana dipangkas. Zainuddin menyebut para siswi diserang makhluk halus besar kemungkinan karena pikirannya sedang kosong, pribadi-pribadinya ada masalah, serta sugesti.
Zainuddin mengaku telah berkomunikasi dengan para roh halus itu agar tidak mengganggu lagi di kemudian hari. Namun, makhluk halu itu menolak pindah karena sudah tinggal di sana selama 250 tahun. Meski demikian, makhluk halus itu berjanji tidak akan bikin heboh lagi.
"Insyaallah mereka tidak mengganggu lagi. Tapi kuncinya satu, siswa penghuni sekolah harus sering zikir dan ibadahnya harus taat," papar Zainuddin.
Rentetan kasus kesurupan massal di Indonesia pada 2006 sampai jadi atensi Panglima TNI. Baca halaman selanjutnya...
Teror tak hanya dialami siswi SMPN 29. Penebang pohon bernama Zainal Arifin mengaku mengalami kejadian aneh saat menebas ranting pohon di pojok sekolah. Ia kesulitan mematahkan salah satu cabang pohon, padahal sudah dibacok berulang kali dan tinggal menarik ke bawah.
Bahkan cabang pohon itu tidak patah meskipun Zainal meminta bantuan teman-temannya. Sadar ada yang tidak beres, Zainal pun "meminta izin" kepada penunggu pohon.
"Saya minta izin seperti adat Jawa itu," katanya. Setelah itu cabang pohon baru bisa lepas.
Keanehan kembali menimpa Zainal pada malam harinya. Ia bermimpi didatangi makhluk yang tidak jelas wujudnya yang membawa semacam tempat tidur. Makhluk itu meminta Zainal memperbaiki rumahnya.
Dalam mimpinya Zainal menjawab dia bekerja (menebas pohon) atas perintah sebagai bawahan dan tidak ada maksud lain, makhluk itu kemudian hilang. Ia pun tak menyangka mimpi itu berkaitan dengan pohon yang ditebangnya di SMPN 29.
Sementara itu, Ali Maschan Moesa yang saat itu menjabat Ketua PWNU Jatim mengatakan peristiwa kesurupan merupakan fenomena biasa. Sebab, menurutnya sejak dulu sudah banyak kejadian kesurupan.
Ia mengungkapkan dua penyebab musibah kerasukan jin, yaitu sisi psikologi korban yang saat itu lemah dan jin memang pekerjaannya menggoda manusia. Untuk itu, harus sering-sering dilakukan istigasah di lingkungan yang sering terjadi gangguan jin. Ia juga meminta agar masyarakat tidak menyepelekan tempat-tempat yang dianggap angker atau ada penghuninya.
"Tak perlu khawatir. Jin hanya menggoda saja, tidak sampai melukai. Cukup dibacakan ayat kursi mereka akan kepanasan dan tidak mengganggu lagi," pesannya.
Rupanya, peristiwa kesurupan massal di SMPN 29 Surabaya tersebut juga menjadi atensi Panglima TNI kala itu Marsekal Djoko Soeyanto. Ternyata ada beberapa rentetan kejadian serupa yang terjadi di Indonesia pada waktu yang hampir berdekatan di 2006. Antara lain buruh pabrik hingga para pelajar.
Dalam pesannya, Djoko meminta seluruh jajaran TNI mewaspadai kemungkinan adanya skenario besar yang merongrong kedaulatan NKRI. Ia menyebut salah satu peristiwa yang patut diwaspadai adalah kesurupan massal yang dialami pelajar di sejumlah daerah.
"Kejadian lainnya (selain suaka warga Papua dan pemecatan tentara Timor Leste) yang perlu dicermati adalah teror bom, termasuk kesurupan massal yang dialami siswi di sejumlah daerah di Tanah Air akhir-akhir ini. Saya meminta persoalan yang terjadi ini disikapi secara akurat," demikian pesan tertulis Panglima TNI.
Jatim Flashback adalah rubrik spesial detikJatim yang mengulas peristiwa-peristiwa di Jawa Timur serta menjadi perhatian besar pada masa lalu. Jatim Flashback diharapkan bisa memutar kembali memori pembaca setia detikJatim. Jatim Flashback tayang setiap hari Sabtu. Ingin mencari artikel-artikel lain di rubrik Jatim Flashback? Klik di sini.











































