Jelang satu suro warga Suku Osing Desa Aliyan, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi selalu ada yang kesurupan. Kesurupan terjadi karena tokoh kerbau spiritual yang diyakini sebagai leluhur Desa Aliyan merasuki warga yang merupakan keturunan sesepuh desa tersebut.
Kebo atau kerbau merupakan simbol kesejahteraan bagi pertanian Desa Aliyan. Hal ini ditandai tradisi keboan yang digelar setiap awal Suro.
Kepala Desa Aliyan Anton Sujarwo mengungkapkan, jelang satu suro menjadi bulan digelar ritual keboan aliyan. Warganya kerap kesurupan atau kerasukan roh dan berperilaku menyerupai kerbau.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang ini jelang suro artinya semakin dekat dengan ritual keboan jadi semakin sering warga kesurupan. Tiba-tiba sedang ngobrol santai ada yang kesurupan," kata Anton kepada detikJatim di lokasi, Selasa (18/7/2023).
Bukan suro dianggap sebagai bulan yang sakral oleh warga Desa Aliyan. Di bulan tersebut dinilai sebagai bulan datangnya pegebluk dan kesusahan. Karenanya, ritual keboan sebagai cikal bakal leluhur Desa Aliyan digelar untuk lantaran permohonan kepada yang kuasa agar Desa Aliyan dihindarkan dari hal-hal buruk.
"Masyarakat meyakini di bulan Suro inilah akan banyak datangnya hama penyakit di masyarakat kami. Seperti itu keyakinannya. Bulan suro ini kekuatannya yang dirasakan masyarakat adalah kekuatan mistisnya. Jadi di bulan suro ini ritual digelar untuk menjauhkan dari hama dan penyakit," terang Anton.
"Ritual ini untuk lantaran permohonan kami kepada yang kuasa dengan kekuatan suro ini diharapkan masyarakat desa kami, khususnya pertanian diberi keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan bagi warga kami," imbuhnya.
Anton menambahkan, meski setelah memasuki suro, warganya tetap ada yang kesurupan sebelum ritual keboan digelar. Setiap harinya ada 1 sampai 3 orang warga yang kesurupan.
"Ada 1 sampai 3 orang kerasukan kebo setiap hari, sampai nanti ritual digelar saat suro di tanggal 23 Juli nanti," pungkas Anton.
(dpe/fat)