Setiap tanggal 16 September diperingati Hari Ozon Internasional atau International Ozone Day. Berikut sederet cara untuk mengurangi kerusakan lapisan ozon.
Dilansir dari situs Perpustakaan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, lapisan ozon adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan keberadaan molekul-molekul ozon di stratosfer. Lapisan tersebut membungkus bola dunia dan bertindak sebagai filter bagi masuknya radiasi ultra violet matahari (UV-B).
Fungsi dari lapisan ozon yaitu sebagai penyerap energi radiasi UV yang tinggi, kemudian mengubahnya menjadi energi panas sebelum mencapai bumi. Pengubahan energi itu sangat penting karena hampir 80 persen radiasi UV terurai dalam proses ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seberapa penting Hari Ozon Internasional? Dalam laman Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, tujuan dari peringatan ini adalah untuk mengingatkan masyarakat di seluruh dunia, akan pentingnya meningkatkan kepedulian terhadap bumi.
Matahari merupakan pusat di tata surya yang berpijar selama lebih dari 4 miliar tahun, yang panasnya bermanfaat sehingga kita masih bisa hidup. Sinar yang dihasilkan matahari mengandung sinar ultraviolet atau UV yang berbahaya. Sehingga terdapat lapisan bumi yang berupa molekul ozon, yang dapat membentuk lapisan ozon di bumi.
Lapisan ozon bekerja dengan membiarkan sinar matahari yang bermanfaat bagi makhluk hidup di bumi, dan mencegah sinar ultraviolet masuk.
Tetapi pada saat ini, lapisan ozon di bumi mulai berlubang. Itu dikarenakan aktivitas manusia sehari-hari yang banyak mengandung unsur klorin, yang biasa dikenal sebagai zat CFC (Chlorofluorocarbon).
CFC banyak digunakan sebagai cairan pendingin, pestida, dan penyemprot. Seperti pada freezer, lemari es, AC, parfum, penyemprot rambut, bahan pelarut, busa pengembang dan lain sebagainya.
CFC tidak terbentuk secara alami dan hanya ada dalam jumlah kecil di atmosfer (kurang dari 0,000001%). Namun CFC memiliki sekitar 10.000 kali efek rumah kaca dibandingkan dengan karbondioksida (CO2).
Baca juga: 12 Tips Merawat Motor Agar Lolos Uji Emisi |
Sejarah Hari Ozon Internasional
Dasar dari penetapan Hari Ozon Internasional adalah ketika para ilmuwan yang bekerja pada akhir 1970-an, menemukan aktivitas manusia telah menjadi penyebab lubang pelindung bumi yaitu ozon. Aktivitas manusia ditemukan pada aerosol dan pendinginan, seperti lemari es dan pendingin ruangan.
Kerusakan lapisan pelindung bumi dapat menyebabkan peningkatan kasus kanker kulit, katarak, merusak tanaman, dan juga ekosistem.
Pada 1985, para ilmuwan menyelenggarakan Konvensi Wina untuk Perlindungan Lapisan Ozon. Konvensi ini disepakati dengan penandatanganan Protokol Montreal pada 16 September 1987.
Pada 1994, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) resmi menetapkan tanggal 16 September sebagai Hari Ozon Internasional.
Pada 15 Oktober 2016, diadakan pertemuan beberapa negara oleh Pihak Protokol Montreal ke-28 untuk menandatangani sebuah amandemen di Kigali, Rwanda. Hasil dari penandatanganan internasional tersebut dinamakan Amandemen Kigali dan secara sah mengikat secara hukum. Pada 15 Januari 2021, terdapat 112 negara dan Uni Eropa yang telah meratifikasi Amendemen Kigali.
Upaya untuk Mengurangi Kerusakan Ozon
Ada banyak upaya yang bisa dilalukan untuk mengurangi kerusakan lapisan ozon, di antaranya adalah:
- Membeli produk ramah ozon, yaitu dengan produk yang memiliki label ozone friendly atau free CFC. Hal tersebut dapat dipastikan tidak ada kandungan zat-zat BPO atau halon.
- Menggunakan peralatan yang ramah ozon atau non CFC (chlorofluorocarbon).
- Para petani mulai beralih menggunakan bahan-bahan fumigasi atau pengolah tanah tidak lagi mengandung metil bromida atau mengandung unsur-unsur yang berdampak buruk bagi lapisan ozon.
- Memperbaiki peralatan rumah tangga berbahan aerosol dan CFC dengan bantuan para teknisi yang sudah terlatih agar tidak membiarkan CFC terlepas ke udara.
- Karyawan/pegawai kantoran, berprilakulah ramah lingkungan seperti menjalankan program eco office. Beralihlah menggunakan bahan-bahan alternatif lebih ramah ozon.
- Tidak membakar sampah. Hasil pembakaran sampah terutama sampah plastik sangat berbahaya karena dapat menguraikan zat-zat seperti sulfur ke udara. Akibatnya zat tersebut menjadi sulfur dioksida di mana hal ini akan meningkatkan kandungan zat berbahaya bagi lingkungan. Bahaya tersebut biasanya ditimbulkan oleh adanya emisi gas dan partikel debu. Gas berbahaya yang ditimbulkan oleh pembakaran sampah antara lain adalah gas karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), sulfur dioksida (SO2), Dioxin dan Furan. Salah satu jenis zat yang sangat berbahaya dalam kandungan gas sisa pembakaran plastik adalah dioksin yang bersifat karsinogen atau menimbulkan kanker.
- Efek samping dioksin terhadap binatang adalah perubahan sistem hormon, perubahan pertumbuhan janin, menurunkan kapasitas reproduksi, dan penekanan terhadap sistem kekebalan tubuh. Efek samping dioksin terhadap manusia adalah perubahan kode keturunan (marker) dari tingkat pertumbuhan awal dari hormon. Pada dosis lebih besar bisa mengakibatkan sakit kulit serius yang disebut chloracne.
- Gas karbondioksida yang tercipta ketika adanya proses pembakaran dapat memperbesar kemungkinan penipisan lapisan ozon dan meningkatkan pengaruh rumah kaca di permukaan bumi. Asap hasil pembakaran juga meningkatkan risiko masyarakat terkena kanker paru-paru karena di dalam kandungan asap hasil pembakaran tersebut terdapat berbagai senyawa-senyawa yang berbahaya bagi kesehatan.
Tema Hari Ozon Internasional 2023
Dilansir dari laman Environment Programme Ozone Secretariat, tema yang diambil pada Hari Ozon Internasional 16 September 2023 adalah Protokol Montreal: Memperbaiki Lapisan Ozon dan Mengurangi Perubahan Iklim.
Tema ini untuk menegaskan kembali temuan terbaru dari Panel Penilaian Ilmiah mengenai dampak positif Protokol Montreal terhadap perubahan iklim. Di mana pemulihan ozon berada pada jalurnya dan bagaimana tantangan iklim dapat didukung melalui Amandemen Kigali.
Itulah informasi mengenai Hari Ozon Internasional. Semoga informasi ini bermanfaat!
Artikel ini ditulis oleh Nadza Qur'rotun A, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(sun/iwd)