Hari Demokrasi Internasional diperingati setiap 15 September. Tahun ini mengusung tema Empowering the Next Generation.
Mengutip situs resmi Inter-Parliamentary Union (IPU), Hari Demokrasi Internasional ditetapkan melalui resolusi yang disahkan Majelis Umum PBB pada 2007. Peringatan ini mendorong pemerintah untuk memperkuat dan mengkonsolidasikan demokrasi.
Hari Demokrasi Internasional pertama kali diperingati pada 2008. Ratusan acara parlemen telah diadakan di seluruh dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam situs resmi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, diterangkan bahwa Hari Demokrasi Internasional memberikan kesempatan untuk meninjau kembali demokrasi di dunia. Demokrasi merupakan sebuah proses dan juga sebuah tujuan.
Hanya dengan partisipasi penuh dan dukungan dari komunitas internasional, badan-badan pemerintahan nasional, masyarakat sipil dan individu, cita-cita demokrasi dapat diwujudkan menjadi kenyataan, yang dapat dinikmati oleh semua orang dan dapat dilakukan di mana saja.
Dilansir dari situs resmi UNESCO, nilai-nilai kebebasan, penghormatan terhadap hak asasi manusia, dan prinsip penyelenggaraan Pemilu yang berkala dan jujur berdasarkan hak pilih universal, merupakan elemen penting dalam demokrasi. Demokrasi menyediakan lingkungan alami bagi perlindungan dan realisasi hak asasi manusia secara efektif.
Situs resmi PBB juga menyebutkan kebebasan berekspresi adalah hak asasi manusia yang mendasar. Yang tercantum dalam Pasal 19 Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia.
Pasal tersebut menyatakan setiap orang berhak atas kebebasan berpendapat dan berekspresi. Hak ini mencakup kebebasan untuk mempunyai pendapat dan untuk mencari, menerima dan menyampaikan informasi dan gagasan melalui media apa pun dan tanpa memandang batas-batas.
Tema Hari Demokrasi Internasional 2023 adalah Empowering the Next Generation. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah Memberdayakan Generasi Penerus.
Tema ini fokus pada peran penting generasi muda dalam memajukan demokrasi, dan memastikan suara mereka disertakan dalam pengambilan keputusan yang mempunyai dampak besar terhadap dunia mereka.
Generasi muda merupakan penjaga demokrasi pada saat ini dan masa depan. Konflik yang belum terselesaikan, meningkatnya ancaman perubahan iklim, dan gejolak keuangan terus menerus menjadi ancaman terhadap demokrasi di seluruh dunia.
Artikel ini ditulis oleh Nadza Qur'rotun A, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(sun/iwd)