Guru Besar Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair) Prof Dr dr Ahmad Suryawan SpA(K) merekomendasikan cuti melahirkan menjadi 6 bulan. Tujuannya untuk perkembangan otak pada anak.
Pakar tumbuh kembang anak ini mengatakan pada periode 1.000 hari pertama kehidupan harus digunakan sebaik mungkin. Ada beberapa rekomendasi untuk menyelamatkan kesehatan otak pada anak di Indonesia.
Pertama, memberikan kesempatan ibu untuk mendapatkan cuti melahirkan minimal 6 bulan. Waktu ini digunakan sebagai pengasuh utama memberikan nutrisi ASI eksklusif hingga stimulasi dini dalam bentuk pengasuhan interaktif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kesempatan cuti ini merupakan waktu khusus pada ibu untuk memberikan ASI eksklusif dan melakukan kegiatan interaksi berbalas dengan bayinya. Memberikan masa cuti minimal 6 bulan pasca melahirkan merupakan rekomendasi alternatif yang bisa dilakukan," kata Prof Suryawan, Kamis (7/9/2023).
Rekomendasi kedua ialah memasukkan program deteksi dini tumbuh kembang anak sebagai salah satu program pada Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Deteksi dini ini agar perkembangan anak lebih optimal.
"Sehingga, jika terjadi keabnormalan pada tumbuh kembang anak bisa segera dideteksi dan diberikan penanganan lanjutan. Hal ini tentunya menjadi sebuah investasi negara jangka panjang untuk kualitas generasi Indonesia di masa depan," jelasnya.
Menurut Prof. Suryawan, bayi lahir memiliki berat otak sekitar 25% dari orang dewasa. Selama 2 tahun, berat otak bertambah signifikan menjadi 80% dan usia 6 tahun mencapai 95% dari berat otak dewasa.
"Artinya saat anak berusia 6 tahun berarti tersisa 5 persen dari otaknya yang belum terbentuk," ujarnya.
Bertambahnya berat otak anak karena semakin banyaknya jaringan penghubung antar sel otak. Jaringan ini akan membantu untuk mengembangkan berbagai kemampuan anak dan tergantung pada ada atau tidaknya stimulasi yang diberikan pada anak.
"Pada usia anak 2 tahun otak anak telah memiliki sirkuit perkembangan otak yang baik. Anak usia 2 tahun pembentukan sirkuit otak untuk semua kemampuannya telah mencapai puncak. Ketika bayi usia 3-6 bulan pertama itulah masa pembuka semua sirkuit otak yang akan digunakan sepanjang hidup nanti," urai Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan RSU dr Soetomo ini.
Prof. Suryawan menambahkan kecepatan dan kompleksitas pembentukan sirkuit otak sangat bervariasi pada setiap individu. Pembentukan sirkuit ini tergantung pada adekuat atau tidaknya pengalaman sensoris yang didapatkan oleh anak pada pengasuhan sehari-hari.
Prof Suryawan menyebut usia anak tidak bisa diputar kembali. Bila ada kegagalan pertumbuhan otaknya pada 1.000 hari pertama kehidupan, maka akan berdampak permanen pada otak anak.
"Otak hanya mempunyai sekali kesempatan untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Ketika anak masih usia dini, tidak boleh ada kesalahan dalam pembentukan otak. Kehilangan setiap momen tahapan tumbuh kembang anak usia dini bisa berakibat negatif sepanjang hidup anak," pungkasnya.
(esw/iwd)