Embun salju atau dalam bahasa lokal kerap disebut bhun upas oleh warga lokal terjadi di kawasan Ijen Bondowoso. Fenomena ini telah terjadi dalam beberapa hari terakhir.
Butiran es tersebut tampak menyelimuti sejumlah tanaman. Fenomena tersebut berdampak bagi tanaman, terutama sayur-mayur.
Dampak fenomena ini bagi warga setempat disebut 'bhun opas' yakni busuk akar dan daun mengering, lantas mati.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Embun upas itu memang berdampak bagi tanaman. Pasti akan banyak yang mati," terang salah seorang petani warga Desa Sumber Rejo Kecamatan Ijen, Tasrip (47) SAAT ditemui detikJatim, Selasa (5/9/2023).
Menurutnya, embun upas atau disebut frozen datangnya tak bisa diprediksi. Sehingga susah untuk mengantisipasinya. Akhirnya, jika embun upas itu terjadi petani hanya pasrah terkait dampak bagi tanaman.
"Kalau sudah ada embun upas itu, ya tinggal menunggu saja. Maksudnya, seberapa besar dampaknya bagi tanaman pertanian," kata Jono.
Memang, tambah dia, lahan pertanian yang terkena embun upas itu tidak langsung mutlak rusak. Tapi sebagian saja. Tergantung ketahanan tanaman itu.
Sebelumnya, embun salju atau dalam bahasa lokal kerap disebut 'bhun upas' atau embun upas terjadi di kawasan Ijen Bondowoso, beberapa hari terakhir. Butiran es tersebut juga menimpa tanaman. Meski tak bisa diprediksi waktunya, fenomena tersebut selalu terjadi setiap tahun.
Biasanya terjadi antara bulan Juli sampai September. Beberapa tumbuhan tampak dihiasi butiran lembut seperti es. Fenomena itu biasanya tampak terlihat ketika pagi hari. Saat sinar matahari belum begitu memancarkan cahayanya.
(dpe/fat)