Hari Amal Internasional 5 September dan Sosok Inspiratif di Belakangnya

Hari Amal Internasional 5 September dan Sosok Inspiratif di Belakangnya

Tari Pagusa - detikJatim
Senin, 04 Sep 2023 14:30 WIB
Bunda Teresa adalah birawati yang mendedikasikan hidupnya untuk melakukan kebaikan. Ia membantu orang sakit, tunawisma, yatim piatu, hingga penderita kusta.
Bunda Teresa adalah birawati yang mendedikasikan hidupnya untuk melakukan kebaikan (Foto: AFP PHOTO/RAVEENDRAN)
Surabaya -

Hari Amal Internasional diperingati setiap 5 September. PBB meresmikan hari peringatan ini untuk membantu orang lain melalui kegiatan berbagi dukungan dan sumber daya secara terorganisasi.

Dilansir dari laman resmi PBB, kegiatan berbagi ini didorong rasa kemanusiaan terhadap sesama untuk mengatasi masalah kesenjangan sosial serta memajukan kesejahteraan manusia di berbagai belahan dunia.

Hari amal awalnya digagas dengan tujuan menyadarkan masyarakat, organisasi, pemerintah, dan pemangku kepentingan di seluruh dunia untuk mengulurkan tangan kepada negara-negara miskin maupun negara berkonflik yang tidak mampu memenuhi kebutuhannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Latar Belakang Hari Amal International

Adalah Bunda Teresa, sosok inspiratif di balik perwujudan Hari Amal Internasional. Tanggal 5 September dipilih untuk memperingati hari wafatnya Bunda Teresa dari Kalkuta.

ADVERTISEMENT

Ia lahir dengan nama Agnes Gonxha Bojaxhiu pada 1910 di Kosovo Vilayet, Makedonia Utara. Pada 1928, ia pergi ke India untuk mengabdikan diri membantu orang miskin, dan 20 tahun kemudian ia menjadi warga negara India.

Pada 1950, Bunda Teresa kemudian mendirikan ordo misionaris cinta kasih di Kalkuta, India. Ia pun mulai dikenal kalangan masyarakat di sana karena melayani orang-orang miskin, sakit, yatim piatu.

Sembari pelayanan, Bunda Teresa memimpin ekspansi misionaris cinta kasih di India, yang kemudian merambah ke negara lain. Bunda Teresa selalu mengutamakan kepedulian untuk membantu golongan tidak mampu. Karena itulah ia menjadi ikon perdamaian dunia.

Bunda Teresa meninggal usia ke-87 pada 1997 di Kalkuta. Sebagai tanda penghargaan atas karyanya, dalam resolusi A/RES/67/105 yang dikeluarkan PBB, hari wafat Bunda Teresa menjadi hari di mana seluruh dunia melakukan kegiatan kemanusiaan.

Ia pun menerima hadiah Nobel Perdamaian pada 1979 atas perjuangannya dalam mengupayakan pemberantasan kemiskinan, kelaparan, hingga kekerasan kepada kaum perempuan dan anak-anak di India.

Misi yang Terinspirasi Bunda Teresa

PBB membuat agenda pembangunan berkelanjutan 2030 yang diadopsi dari perayaan Hari Amal Internasional pada September 2015. Dlam agenda ini PBB mengakui pemberantasan kemiskinan dalam segala bentuk dan dimensinya, termasuk kemiskinan ekstrem, merupakan tantangan global terbesar.

Pemberantasan kemiskinan juga merupakan persyaratan yang sangat diperlukan untuk pembangunan berkelanjutan. Agenda tersebut menyerukan semangat penguatan solidaritas global, khususnya berfokus pada kebutuhan masyarakat termiskin dan paling rentan.

Perjanjian ini pun mengakui peran beragam sektor swasta, mulai dari mikro, koperasi, hingga perusahaan multinasional, Serta peran organisasi masyarakat sipil dan organisasi filantropi dalam implementasi Agenda baru ini.

Artikel ini ditulis oleh Tari Pagusa, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom




(irb/iwd)


Hide Ads