Kisah Cinta Dua Guru Besar UGM yang Bersemi Sejak Bangku Kuliah

Kabar Daerah

Kisah Cinta Dua Guru Besar UGM yang Bersemi Sejak Bangku Kuliah

Jauh Hari Wawan S - detikJatim
Senin, 04 Sep 2023 04:04 WIB
Guru Besar UGM
Dua Guru Besar UGM yang kisah cintanya viral. (Foto: Instagram@ugm.yogyakarta)
Surabaya -

Kisah cinta dua Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM) ini begitu manis. Cinta mereka bersemi sejak bangku kuliah hingga berlanjut sampai sekarang sama-sama sukses menjadi Guru Besar.

Cerita Prof. Dr. apt. Puji Astuti, S.Si., M.Sc., dan Prof. Dr. apt. Agung Endro Nugroho, M.Si., ini pun viral di media sosial. Prof Puji baru dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Biologi Farmasi Fakultas Farmasi UGM, Selasa (29/8) di Balai Senat UGM. Satu dasawarsa silam, sang suami, Prof Agung lebih dulu dikukuhkan sebagai Guru Besar pada Fakultas Farmasi UGM di usia 36 tahun.

"Sebenarnya kami nggak menyangka, karena kan penganugerahan gelar profesor itu semua civitas akademika ingin capai karena kan nggak mudah. Kalau pak Agung itu sudah dapat profesor tahun 2012 jadi 10, 11 tahun yang lalu lah," kata Prof Puji, Sabtu (2/9), dilansir detikJatim dari detikJogja, Senin (4/9/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cinta dua Guru Besar itu bersemi sejak keduanya duduk di bangku kuliah. Keduanya kerap bertemu di laboratorium hingga akirnya mantap melangkah ke pelaminan.

"Setelah jadian kita sama-sama jadi dosen kita committed. Kita sekolah lagi, saya kuliah di Australia suami ke Jepang, itu bagian dari karier yang itu sangat berat kami menjalaninya tapi kembali ke komitmen, pekerjaan, tahap demi tahap karier itu kita raih sekali lagi komitmen kita bersama dan yang penting saling mendukung," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Prof Puji melanjutkan, sang suami punya peran besar hingga akhirnya dia mejadi profesor. Selama ini Prof Agung sering memberi semangat Prof Puji untuk menulis hasil penelitian. Termasuk saat penulisan pidato pengukuhan guru besar.

"Menyempatkan nulis itu berat. Banyak yang penelitian tapi menulis ke paper itu berat. Pak Agung itu banyak mendukung memberi semangatnya di situ sehingga satu demi satu kita bisa sama-sama lah dengan nilai yang kami dapatkan cukup untuk itu," katanya.

"Pak Agung itu detail, segala tanda baca diperhatikan. Sampai sama anak saya 'mama jadi mahasiswa skripsinya bapak, dikomentari tulisannya'," imbuhnya.

Pasangan ini menemukan cinta di bangku kuliah lalu bersama-sama menggapai puncak karier sebagai guru besar. Mereka menjadi contoh nyata tentang cinta menjadi penyemangat, pendorong, dan penguat meraih puncak ilmu pengetahuan

Saat pengukuhan guru besar, Prof Puji menyampaikan pidato berjudul Siklus Sel Sebagai Target Penemuan Obat Alami Anti Kanker: Pendekatan Empiris Hingga Teknologi Modern. Puji memaparkan kemoterapi merupakan salah satu metode utama dalam pengobatan kanker saat ini.

Kendati begitu metode ini menimbulkan beragam efek samping. Sementara beberapa penelitian melaporkan agen kemoterapi yang diperoleh dari produk alam ataupun sintesis, analognya mempunyai efek samping terbatas dan memiliki kemampuan anti-multidrug resistance.

"Beberapa agen kemoterapi yang diisolasi dari tanaman seperti vincristine, vinblastine, irinotecan, etoposide, paclitaxel, camptothecin, dan epipodophyllotoxin telah digunakan dalam penanganan kanker saat ini. Data dari FDA (Food and Drug Administration) menunjukkan bahwa 40 persen dari molekul yang disetujui berasal dari bahan alam atau turunannya dan 74 persen-nya digunakan dalam terapi kanker," urainya.

Puji memaparkan banyak penelitian berbasis tanaman obat yang digunakan sebagai sumber senyawa kimia bioaktif dan telah diuji efek farmakologinya, baikin vitromaupunin vivo. Bahkan beberapa di antaranya diakui berperan dalam perkembangan obat baru sebagai antikanker seperti kunyit, daun sirsak, keladi tikus.




(hil/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads