Konser Happy Asmara di Trenggalek ricuh. Penonton saling lempar hingga terjadi keributan. Buntutnya, petugas mengamankan sejumlah orang baik di dalam maupun di luar area konser.
Kericuhan berawal saat Happy Asmara hendak tampil di konser hari jadi yang diselenggarakan di Alun-alun Trenggalek pada Selasa (30/8 malam. Sesaat sebelum Happy Asmara tampil, terjadi masalah pada sound system yang suara vokalnya tidak muncul di pengeras utama.
Akibatnya, penampilan pedangdut papan atas tersebut sempat tertunda beberapa menit. Ribuan penonton yang berjubel di alun-alun pun mulai riuh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak berselang lama, masalah sound system rampung dan Happy Asmara tampil menghibur penonton. Konser berlangsung relatif lancar dan aman.
Menjelang berakhirnya acara, Happy Asmara menyanyikan lagu pamungkas Pamer Bojo karya Didi Kempot. Namun di pertengahan lagu, tiba-tiba penonton di sisi selatan terlibat saling lempar hingga terjadi keributan.
Happy Asmara pun menghentikan penampilannya. Pendamping duet sang penyanyi juga mengingatkan penonton agar tidak rusuh.
"Setop, setop dulu, sebelah kiri halo, selesai ya, sudah ya, cukup ya. Tolong kerja samanya lur," kata pendamping duet Happy Asmara.
"Iki opo gak eneng perdamaian yo. (Ini apa tidak ada perdamaian). Ojo lah dadi jagoan kandang rek, wis diomongi ngisin-ngisini (Janganlah jadi jagoan kandang rek, sudah dibilangi malu-maluin," sahut Happy Asmara.
Karena suasana mulai tidak kondusif, Happy Asmara menutup konser. Ia mengucapkan terima kasih kepada penonton lain yang telah tertib.
"Oke kalau begitu mungkin ada beberapa teman yang mungkin kurang berkenan. Happy ucapkan terima kasih untuk yang sudah hadir pada malam hari ini. Terima kasih sudah menemani malam-malam kita, kalian luar biasa," ujarnya.
Keributan penonton konser Happy Asmara di Trenggalek tak hanya terjadi di dalam Alun-alun Trenggalek. Kericuhan merembet ke jalan raya mengakibatkan 11 orang diamankan polisi.
Dalam video yang beredar di media sosial, keributan terjadi di depan Gedung NU hingga depan DPMPTSP Trenggalek. Mereka yang terlibat pertikaian merupakan anggota dua perguruan silat. Polisi pun melepaskan sejumlah tembakan peringatan ke udara untuk membubarkan aksi massa.
"Tembakan itu untuk membubarkan keributan," kata Kasat Reskrim Polres Trenggalek Iptu Agus Salim, Rabu (30/8/2023).
Agus mengatakan, 10 dari 11 orang yang diamankan merupakan anggota dua perguruan silat. Sementara satu orang lainnya merupakan warga biasa.
"Jadi, dari 11 itu yang satu warga biasa, sedangkan mayoritas adalah pendekar. Nah, dari jumlah itu, empat orang asal Tulungagung dan tujuh asal Trenggalek," jelasnya.
(abq/dte)