Kericuhan berawal saat Happy Asmara hendak tampil di konser hari jadi yang diselenggarakan di Alun-alun Trenggalek pada Selasa (30/8/2023) malam. Sesaat sebelum Happy Asmara tampil, terjadi masalah pada sound system yang suara vokalnya tidak muncul di pengeras utama.
Akibatnya, penampilan pedangdut papan atas tersebut sempat tertunda beberapa menit. Ribuan penonton yang berjubel di alun-alun pun mulai riuh. Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin dan sejumlah anggota Forkopimda sampai harus turun tangan untuk mengetahui persoalan tersebut.
Tak berselang lama, masalah sound system rampung dan Happy Asmara tampil menghibur penonton. Konser berlangsung relatif lancar dan aman.
Menjelang berakhirnya acara, Happy Asmara menyanyikan lagu pamungkas Pamer Bojo karya Didi Kempot. Namun di pertengahan lagu, tiba-tiba penonton di sisi selatan terlibat saling lempar hingga terjadi keributan.
Happy Asmara pun menghentikan penampilannya. Pendamping duet sang penyanyi juga mengingatkan penonton agar tidak rusuh.
"Setop, setop dulu, sebelah kiri halo, selesai ya, sudah ya, cukup ya. Tolong kerja samanya lur," kata pendamping duet Happy Asmara.
"Iki opo gak eneng perdamaian yo. (Ini apa tidak ada perdamaian). Ojolah dadi jagoan kandang rek, wis diomongi ngisin-ngisini (Janganlah jadi jagoan kandang rek, sudah dibilangi malu-maluin," sahut Happy Asmara.
Karena suasana mulai tidak kondusif, Happy Asmara menutup konser. Ia mengucapkan terima kasih kepada penonton lain yang telah tertib.
"Oke kalau begitu mungkin ada beberapa teman yang mungkin kurang berkenan. Happy ucapkan terima kasih untuk yang sudah hadir pada malam hari ini. Terima kasih sudah menemani malam-malam kita, kalian luar biasa," ujarnya.
Sebelumnya, Kabag Ops Polres Trenggalek AKP Suyono mengatakan telah mengantisipasi kericuhan dengan menurunkan ratusan personel gabungan polisi, TNI, dan Satpol PP. Polisi juga menggandeng paguyuban pencak silat dan banser.
Pengamanan dilakukan personel gabungan polisi, TNI, Satpol PP, paguyuban pencak silat, dan banser di sekitar lokasi konser. Tak hanya itu, pengamanan juga dilakukan di sejumlah jalur rawan ricuh dan penyekatan di perbatasan.
"Dari Polres Trenggalek sekitar 160 personel, selain itu juga di-backup dari TNI dan Satpol PP. Polres Tulungagung menerjunkan dua SST untuk penyekatan," kata Suyono.
Petugas juga mengantisipasi keributan dengan melarang penonton mengibarkan atau membentangkan atribut perguruan silat. "Penonton tidak boleh bawa atribut pencak silat. Nah, makanya di lokasi kami juga dibantu pengamanan dari paguyuban pencak silat," jelasnya.
(irb/fat)