Pengurus Provinsi (PengProv) Esports Indonesia (ESI) Jawa Timur buka suara soal kasus seorang atlet Esports dicekal Kantor Imigrasi Kelas 1 Surabaya di Bandara Juanda karena diduga menjadi pelaku judi online. Saat itu, pria berinisial EN tersebut mengaku hendak ke Malaysia.
Ketua Harian ESI Jawa Timur, Daniel Agung menegaskan, tidak ada nama EN di keanggotaan atlet esports yang dinaunginya. Bahkan di komunitas pro player Point Blank.
"Tidak ada atlet esports yang berinisial EN, baik di Jatim maupun di PB ESI pusat. Sudah kami klarifikasikan semua. Bahkan di komunitas Point Blank," kata Daniel, Selasa (29/8/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kebetulan juga game Point Blank belum masuk list dalam nomor pertandingan resmi kami. Jadi kami tidak punya atlet esports yang berinisial EN," tambah dia.
Daniel menjelaskan, jika EN merupakan atlet resmi Esports, ia pasti bisa menunjukkan kelengkapan dokumen. Karena, bagi atlet yang dinaungi ESI Jatim, pasti memiliki Kartu Tanda Anggota.
"Semua bisa dicek, kalau atlet esports minimal dia ada seperti KTA, dan dia berasal dari kontingen mana, dan nomor game apa, semua udah ada aplikasinya dan bisa di cek langsung," imbuh Daniel.
Mengenai kasus EN ini, Daniel mengatakan akan melakukan pertemuan dengan kepala Kantor Imigrasi Kelas 1 Surabaya.
"Kita akan menemui Kapala Kantor Imigrasi Kelas 1 Surabaya untuk mengklarifikasi terkait EN. Namun saat ini masih dijadwalkan, dan kami berharap dalam minggu ini bisa bertemu," ucap dia.
Daniel mengungkapkan ESI Jawa Timur sangat dirugikan atas kejadian ini. Karena, mencoreng nama organisasinya, terutama terkait tuduhan pemberitaan mengenai atlet esports dicekal karena judi online.
"Tentu kami sangat merasa kecewa dan dirugikan. Karena nama organisasi resmi esports dikaitkan dengan tuduhan pelaku judi online," ujar dia.
Sementara itu, Daniel berharap masalah ini bisa segera selesai. Supaya tidak mengganggu persiapan sejumlah acara esports dalam waktu dekat, seperti Porprov dan PON.
"Tentu kami berharap Kantor Imigrasi Kelas 1 Surabaya bisa mencabut statemennya dan mengklarifikasi ulang bahwa EN bukan atlet esports," harap Daniel.
Sebelumnya, seorang atlet esports berinisial EN dicekal oleh Kantor Imigrasi kelas I Surabaya pada 24 Agustus. Ia dicurigai menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ilegal di Malaysia.
Tak hanya itu, paspor EN pun disita selama beberapa hari. Padahal, ia telah memesan tiket pesawat dan hotel di Malaysia.
(hil/dte)