Sosok Gus Iqdam Ulama Pencetus Istilah 'Dekengan Pusat'

Kabar Nasional

Sosok Gus Iqdam Ulama Pencetus Istilah 'Dekengan Pusat'

Rahma Harbani - detikJatim
Senin, 28 Agu 2023 23:45 WIB
Apakah detikers sudah familiar dengan seorang dai bernama Gus Iqdam? Berikut ini ulasan singkat mengenai Gus Iqdam.
Foto: Istimewa (dok. akun Instagram @muhibbin.gusiqdam)
Surabaya -

Kalimat 'Dekengan Pusat' akhir-akhir ini viral diucapkan. Rupanya, istilah 'dekengan pusat' viral di medsos usai menyebarluasnya video singkat dakwah milik Gus Iqdam. Pendakwah muda Nahdlatul Ulama (NU) ini menjelaskan asal-usul istilah tersebut dalam salah satu kajiannya.

Istilah 'dekengan pusat' pertama kali diterima dari sanad keilmuan selama menjadi santri di Ponpes Al-Falah Ploso Kediri. Dan istilah tersebut kembali digunakan spontan saat mengisi salah satu kajian.

Saat itu Pengasuh Majelis Ta'lim Sabilut Taubah ini menceritakan keutamaan salat qabliyah subuh, termasuk untuk menaikkan derajat manusia. Pengajian yang digelar Pengasuh Ponpes Mambaul Hikam II di Desa Karanggayam, Kabupaten Blitar dihadiri ribuan jemaah, tidak terkecuali para pejabat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Lha dari situ tiba-tiba saya bilang, dekenganmu wes gak trimo pejabat (Backingan kamu sudah tidak terima pejabat). Kalau kamu mau melakukan salat sunnah atau salat qobliyah atau salat rawatib apapun, 'dekenganmu pusat' (backinganmu pusat)," jelas pria bernama lengkap Muhammad Iqdam dikutip dari laman NU Online Jawa Timur, Senin (28/8/2023).

'Dekengan pusat' yang dimaksud Gus Iqdam dalam konteks adalah Allah SWT yang memiliki kekuasaan tertinggi dalam mengatur segala urusan di dunia ini. Gus Iqdam kembali menekankan bahwa istilah tersebut murni berasal dari spontanitasnya saat mengisi sebuah kajian.

ADVERTISEMENT

Tidak hanya 'dekengan pusat', beberapa istilah dari Gus Iqdam yang juga ramai digunakan adalah ST Nyell yang berasal dari singkatan dari Sabilu Taubah (ST) dan nyell yang berarti total dalam bahasa Jawa. Selain itu, ada pula Wonge Teko? (Orangnya datang?) yang kerap dilontarkan dalam kajian.

Sebelumnya, Gus Iqdam pria kelahiran Blitar dikenal masyarakat luas sebagai pendakwah milenial, yang kocak, lucu, dan mudah berbaur dengan semua kalangan usia. Mulai dari usia muda hingga tua.

Pada 2018, Gus Iqdam mendirikan Majelis Ta'lim Sabilut Taubah yang awalnya hanya memiliki 7 jemaah. Tetapi setelah namanya dikenal karena konsep ceramahnya, majelis tersebut memiliki jemaah lebih dari 66.000 orang dari seluruh pelosok negeri.

Gus Iqdam merupakan anak terakhir dari pasangan KH Kholid dan Lam'atul Walidah. Gelar Gus yang disematkan untuknya juga merupakan andil menjadi cucu seorang kiai yang bernama Romo Kiai Zubaidil Abdul Ghofur.

Kiai Ghofur yang merupakan pendiri Pesantren Mambaul Hikam Mantenan Blitar, salah satu pesantren tertua di Blitar barat sekaligus Mursyid Thoriqoh. Kiai ini kemudian memiliki keturunan yang merupakan ibu dari Gus Iqdam.

Ia pun belajar ilmu agama Islam bersama pamannya yaitu KH Dliyauddin Azzamzami. Kemudian Gus Iqdam melanjutkan pendidikan agamanya di Pondok Pesantren Al-Falah Ploso, Kediri di bawah asuhan Muhammad Abdurrahman Kautsar atau Gus Kautsar.

Pada 2021 lalu, Gus Iqdam menikah dengan Nilatin Nihayah yang merupakan anak dari salah satu kiai besar di Ponpes Lirboyo Kediri, almarhum KH Toha Widodo Zaini Munawwir. Dari pernikahan itu, mereka dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Ahmad Novel Zubaidi Al Munawwir.




(dpe/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads