Mahasiswa baru (maba) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unair melakukan simulasi aksi demo memprotes RUU nomor 6 tahun 2014 yang membahas tentang desa. Mahasiswa FISIP menilai wacana revisi tersebut sarat muatan politis dan menjadi lahan basah korupsi.
Simulasi demo dilakukan setelah puncak kegiatan United FISIP Orientation (UFO) 2023 sebagai pembekalan pengetahuan RUU Desa. Simulasi aksi demonstrasi ini sudah menjadi ciri khas ospek UFO FISIP Unair.
Tak hanya simulasi demo, tetapi ada kegiatan analisis sosial yang dihadiri Aliansi Petani Indonesia (API), KontraS, dan mahasiswa FISIP. Dalam mata acara, maba dibagi beberapa kelompok untuk melakukan interaksi langsung dengan pihak yang memiliki pengetahuan tentang RUU Desa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah acara analisis sosial, maba melakukan simulasi audiensi dengan pemerintah (diperankan panitia UFO FISIP Unair), yang kemudian menyulut emosi maba untuk melakukan 'demo'. Maba pun diajak merasakan pengalaman riil audiensi dengan pemerintah saat demo dan turun ke jalan menyuarakan aspirasinya.
Dalam simulasi, para maba juga membawa tuntutan yang telah dibuat. Tuntutan dalam simulasi aksi ada empat. Yakni putuskan dinamika politik, transparansi AD/ART rancangan khusus selama masa jabat, menyertakan suara masyarakat dalam agenda politik, dan menghapus politik overpower.
Salah satu maba prodi Hubungan Internasional, Naufal Dzakwan mengatakan serangkaian UFO yang diikuti selama tiga hari membuat dirinya bangga menjadi mahasiswa FISIP Unair. Ia juga jadi mengetahui bagaimana rasanya melakukan aksi.
"Jujur, UFO itu beneran buka mata yang awalnya meremehkan FISIP di Unair, setelah melewati rangkaian UFO, aku nggak pernah sebangga ini menjadi mahasiswa Unair, terutama Fisip. Jadi tahu sensasinya," kata Naufal kepada detikJatim, Sabtu (26/8/2023).
Ketua BEM FISIP Unair Aulia Thaariq Akbar mengungkapkan alasan mengangkat isu RUU Desa karena tidak banyak dikenal masyarakat kota. Sehingga perlu diangkat untuk meningkatkan kesadaran bersama.
"Isu RUU Desa sesuai namanya merupakan isu sektoral, meskipun tidak memiliki dampak secara langsung bagi masyarakat kota. Namun menurut saya, siapa saja bisa mengangkat isu tersebut karena berkaitan dengan keadilan dan hak hidup orang banyak," kata Aulia.
Ketua Pelaksana UFO FISIP Unair Happy Putra menyebut tema RUU Desa didasari atas keresahan masyarakat desa. Terlebih RUU Desa yang saat ini masuk dalam prolegnas tidak berdampak secara nyata bagi masyarakat desa.
"Pengangkatan RUU Desa sebagai tema besar UFO 2023 merupakan hasil dari keresahan bersama yang dimiliki masyarakat desa. Pasalnya, dari berbagai masyarakat desa yang kami temui, hal tersebut tidak berdampak secara langsung bagi mereka," pungkasnya.
(irb/iwd)