Warga Dusun Setono, Desa Tales, Kecamatan Ngadiluwih ternyata ada yang berprofesi sebagai anggota TNI/Polri bahkan ada yang merupakan aparatur sipil negara (ASN). Padahal, di dusun itu ada larangan masuk bagi Priayi BB, aparatur pemerintah, TNI/Polri.
"Ada beberapa warga sini yang menjadi ASN guru, Polri, dan juga TNI. Bahkan ada yang kemarin anaknya warga sini mendaftar sebagai aparat (TNI)," kata Johan, Ketua RT 1, RW 4 Dusun setempat kepada detikJatim, Selasa (22/8/2023).
Johan menyebutkan bahwa warganya yang menjadi anggota Polri, TNI, maupun ASN itu memang bertolak belakang dengan larangan yang berlaku di dusun itu. Tapi mereka bukannya sengaja melawan larangan itu. Bahkan anak yang mendaftar Polri itu mendapat dukungan dari keluarganya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ternyata, kata Johan, sebelum anak itu mengikuti proses pendaftaran aparat militer, orang tua dan kerabat mereka lebih dulu melakukan sejumlah kegiatan. Mulai dari pengajian, doa bersama, hingga ritual tradisi di pemakaman sesepuh desa setempat.
"Jadi sebelum daftar pendidikan militer itu, pihak keluarga, kerabat, dan warga sekitar melakukan pengajian, doa bersama, dan ritual tradisi warga dusun ke pemakaman sesepuh desa," kata Johan.
Johan pun mengungkapkan bahwa di Dusun Setono itu ada sejumlah makam yang dianggap keramat oleh warga. Makam-makam dipercaya merupakan makam dari Raden Bagus Usman, Dewi Ambarsari, dan Makam Mbah Singomoyo.
Konon, para tokoh itu adalah mereka yang pernah melakukan tapa dan membabat daerah, yang kemudian meninggal dan dimakamkan di lokasi. Terutama Mbah Singomoyo yang dipercaya sebagai orang yang 'babat alas' alias orang yang mula-mula membuka desa dari sebelumnya hutan belantara.
Ketiga sosok yang makamnya dipercaya ada di Dusun Setono menjadi sosok yang dihormati dan dikeramatkan. Orang yang bertapa di ketiga makam itu konon akan ditemui sosok 'Singa' dari Mbah Singomoyo atau sosok cantik rupawan dari Dewi Ambarsari.
Tidak hanya dipercaya warga dusun setempat, warga di luar dusun itu juga menghormati para tokoh yang dikeramatkan termasuk larangan tertulis di dusun itu bahwa 'Priayi BB, aparatur pemerintah, TNI/Polri Dilarang Masuk'.
Kapolsek Ngadiluwih AKP Iwan Setyo Budi mengatakan bahwa dirinya pun menghormati kepercayaan warga Dusun Setono. Namun, meski ada larangan seperti itu pihaknya juga pemerintah kecamatan setempat tetap memberikan pelayanan dan perlindungan bagi warga.
"Jadi 3 pilar Kecamatan Ngadiluwih ini menghormati kepercayaan dan tradisi kebudayaan warga setempat. Namun sebagai abdi negara pengayom dan pelindung masyarakat kami tetap melaksanakan tugas seperti biasa. Anggota juga biasa masuk ke wilayah Desa Tales saat menjalankan tugas," ujarnya.
Iwan Juga menambahkan bahwa dalam kesehariannya komunikasi antara warga sekitar, komunitas, dan lainnya dengan 3 Pilar Ngadiluwih (Polsek, Kecamatan, dan Koramil) berjalan dengan baik.
"Situasi tetap kondusif, aman, nyaman, dan terjalin sinergi yang positif," pungkasnya.
(dpe/dte)