Warga Dusun Setono Tetap Ada yang Jadi TNI-Polri Meski Dilarang Masuk

Warga Dusun Setono Tetap Ada yang Jadi TNI-Polri Meski Dilarang Masuk

Andhika Dwi - detikJatim
Selasa, 22 Agu 2023 18:11 WIB
Dusun Setono Kediri dengan larangan masuk bagi aparatur pemerintah, TNI dan Polri.
Dusun Setono Kediri dengan larangan masuk bagi aparatur pemerintah, TNI dan Polri. (Foto: Andhika Dwi/detikJatim)
Kediri -

Warga Dusun Setono, Desa Tales, Kecamatan Ngadluwih, Kediri masih percaya bahwa larangan masuk bagi Priayi BB, aparatur pemerintah, juga TNI dan Polri masih berlaku. Meski ada larangan demikian, ternyata warga dusun setempat ada yang berprofesi sebagai Anggota Polri dan ASN.

Larangan yang keramat itu telah turun-temurun dipercaya warga setempat. Johan, Ketua RT 1, RW 4, Dusun Setono menyatakan itu. Dia sendiri juga mengakui bahwa di lingkungan RW tempat dia bertugas ada beberapa warga yang berprofesi sebagai anggota Polri, ASN, bahkan TNI.

Warga yang bekerja sebagai ASN dan Polri itu merupakan warga asli dusun setempat. Mereka telah berkeluarga, tetap bekerja di institusi tempat mereka mengabdi, dan tetap tinggal di Dusun Setono.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada. Beberapa (polisi) ada yang tugas dan dinas di Jawa Timur (Polda Jatim) dan Kediri (wilayah Polres Kediri). Juga ada yang ASN bahkan sampun purna beliau," kata Johan kepada detikJatim, Selasa (22/8/2023).

Johan menjelaskan meskipun wilayah Dusun Setono seringkali dianggap keramat bagi warga di sekitar, warga lokal setempat memilih untuk mengembalikan hal itu kepada niat masing-masing individu yang hendak masuk ke dusun mereka.

ADVERTISEMENT

"Kehidupan warga di sini sangat ayem, tentrem, aman, dan damai. Kami di sini terus menghargai dan menghormati tradisi dan kepercayaan, hingga saat ini," pungkas Johan.

Desa dengan larangan masuk bagi aparatur pemerintah, TNI, dan Polri.Desa dengan larangan masuk bagi aparatur pemerintah, TNI, dan Polri. (Foto: Dok. Andhika Dwi/detikJatim)

Larangan masuk Dusun Setono, Desa Desa Tales, Kecamatan Ngadiluwih, Kediri dipercaya bermula dari cerita rakyat tentang perempuan yang hatinya tersakiti. Konon, perempuan bernama Dewi Ambarsari itu yang mengeluarkan kutukan kepada semua Priayi BB.

Suwadi (73), salah satu sesepuh di Dusun Setono mengungkapkan bahwa kepercayaan masyarakat itu bermula dari Dewi Ambarsari yang disakiti hatinya oleh pejabat tinggi saat itu, apakah di zaman penjajahan Belanda atau di zaman sebelum penjajahan Belanda.

Saking sakit hatinya, Dewi Ambarsari mengutuk siapapun pejabat pemerintah yang memasuki wilayah Dusun Setono akan mendapat musibah dan celaka. Perempuan itu mengeluarkan kutukan terhadap semua Priayi BB setelah hatinya disakiti oleh salah satunya.

Suwadi sendiri mengaku tidak secara lengkap memahami alur cerita itu. Namun, menurutnya, kisah Dewi Ambarsari itu sudah ada secara turun menurun, bahkan menurutnya telah banyak yang menerima akibat dari kutukan itu.

"Warga percaya kalau ada yang menantang masuk para pejabat itu awalnya tidak sakit tiba-tiba jadi sakit hingga berakhir meninggal. Atau bisa pindah tugas. Ceritanya begitu," kata Suwadi.

Dengan adanya cerita rakyat itu, warga percaya larangan itu sudah ada sejak lama. Diperkirakan sejak zaman penjajahan Belanda, karena mulanya larangan itu hanya berlaku bagi Priayi BB.

"Tulisan itu sudah ada sejak saya kecil, tapi cuma sebatas Priayi BB dilarang masuk. Tapi sekarang ada TNI, Polri, PNS itu yang saya kurang mengerti," kata Suwadi.




(dpe/dte)


Hide Ads