Dentuman Misterius Sumenep, ITN Ambil Sampel dari 3 Lokasi Pakai Metode GPR

Dentuman Misterius Sumenep, ITN Ambil Sampel dari 3 Lokasi Pakai Metode GPR

Ahmad Rahman - detikJatim
Sabtu, 19 Agu 2023 21:44 WIB
TIm ITN survei di Sumenep
Tim Geofisika dan Seismologi ITN Malang kembali melakukan survei di Sumenep (Foto: Ahmad Rahman/detikJatim)
Sumenep -

Tim ahli Geofisika Seismologi Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang kembali survei geolistrik di lokasi sumber bunyi misterius disertai getaran dari dalam bumi di Sumenep. Pada survei tersebut mereka mengambil beberapa sampel.

Pengambilan sampel oleh tim ITN dimulai sekitar pukul 11.30 sampai pukul 14.30 yang didampingi tim BPBD Kabupaten Sumenep, Plt Camat Lenyeng, Wawan, dan disaksikan sejumlah warga setempat.

Tim melakukan survei dengan menggunakan metode ground penetrating radar (GPR) sekitar tiga jam. Selama itu, tim melakukan pengambilan sampel untuk menguak bunyi misterius yang sempat membuat warga Desa Moncek Tengah, Lenteng Sumenep ketakutan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketua LPPM ITN Malang, Ratri Andinisari mengatakan ada tiga lokasi pengambilan sampel dari pusat keluarnya bunyi seperti orang sedang menggali sumur dan getarannya terasa hingga sekitar 5 rumah di desa setempat.

"Sampel pertama di lokasi kejadian di depan rumah, di dalam rumah, di ruang-ruang kosong di situ. Kemudian ada juga di depan rumah warga itu adalah area perbatasan dimana di situ menurut warga terasa ada getaran juga, kemudian untuk titik kontrolnya di sini (di lapangan), jadi nanti di dua titik itu akan kami bandingkan dengan titik kontrol yang ada di lapangan ini," kata Ratri, Sabtu (19/08/2023).

ADVERTISEMENT

Ratri menambahkan, selama seminggu ke depan pihaknya akan mengkaji hasil pengambilan sampel yang dilakukan pada hari ini. Hasil survei juga dipadukan dengan hasil survei lembaga lain terkait adanya bunyi dentuman misterius di Moncek Tengah Lenteng beberapa hari lalu.

"Paling lama satu minggu, tapi kalau hasil data bagus tidak terlalu banyak koreksi saya rasa dua hari saja cukup," terang Ratri.

Sampel yang diambil oleh tim ITN adalah berupa pantulan gelombang radio dari titik pusat bunyi misterius dan sekitarnya. Namun menurut Ratri perlu ada kajian studi lanjutan oleh lembaga-lembaga penelitian yang lain.

"Jadi untuk memastikan sumber bunyi itu perlu ada studi lanjutan yang bukan hanya dari kami tapi juga dari badan-badan lain, kemarin kan ada BMKG yang menggunakan metode mikroseismik," tandas Ratri.




(abq/dte)


Hide Ads