Barang-barang yang sudah tidak terpakai biasanya dibuang begitu saja atau terkadang diloakkan. Namun, barang-barang bekas sebenarnya bisa didaur ulang menjadi lebih bernilai seni.
Salah satunya seperti yang dilakukan orang tua dan murid-murid TK-SD Bisma Satu dan Dua, Surabaya. Mereka memanfaatkan barang-barang bekas untuk kostum karnaval.
Karnaval bertajuk Semar Pak Dalang (Semarak Pawai Kostum Daur Ulang) itu digelar untuk merayakan ulang tahun kemerdekaan Indonesia. Puluhan orang tua dan murid pawai keliling sekitar kawasan Kutisari. Pekik merdeka dan lagu-lagu kemerdekaan bersahut-sahutan dalam karnaval tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebenarnya tantangan banget bikin kostum dari barang bekas ini, tapi alhamdulillah seru. Semua wali murid kompak dan berkreasi menyumbang ide, anak-anak juga kita libatkan kayak menggunting, mengelem potongan-potongan karton," tutur Leanda Annisa (32), salah seorang wali murid TK A Bisma, Minggu (19/8/2023).
Para orang tua dan siswa-siswa bekerja sama membuat kostum karnaval dari barang-barang bekas. Waktu yang mepet tak lantas menyurutkan kekompakan mereka untuk membuat kostum daur ulang. Kurang lebih sekitar seminggu para orang tua dan siswa-siswi TK-SD Bisma mempersiapkan diri, merangkai satu per satu barang bekas menjadi aksesori kostum karnaval yang menarik.
"Persiapan dadakan banget, kurang dari 7 hari. Tapi kita semua tetap semangat," imbuh ibu dua orang anak tersebut.
![]() |
Senada dengan Leanda, Rastra Tri Murdihartanti (30), juga senang bisa membuat kostum dari barang-barang bekas bersama anaknya dan para orang tua lainnya. Mepetnya waktu tak menyurutkan semangat mereka.
"Ini temanya Zoo, jadi kita bikin topi hewan-hewan gitu dari kertas dan kardus bekas. Senang, tapi juga deg-degan karena waktunya mepet," kata wanita yang akrab disapa Tanti itu.
Tak hanya para orang tua, murid-murid pun dilibatkan untuk membuat kostum daur ulang. Mereka juga senang bisa ikut karnaval Agustusan.
Salah satunya adalah Sayyida Manayra. Dia bangun lebih awal ketimbang orang tuanya saking semangatnya ikut karnaval.
"Senang, bajunya bagus, topinya lucu. (Ikut karnaval) sama ayah, ibu, adik," ucapnya polos.
Karnaval kostum daur ulang tersebut mencuri perhatian pengguna jalan. Sebagian pengendara motor juga sempat memotret atau merekam karnaval itu dengan HP. Beragam pernak-pernik berwarna mulai gelas air mineral bekas, tali rafia yang dipotong dan dibentuk rumbai-rumbai, bekas bungkus minuman saset yang dijadikan rompi, hingga kardus bekas yang jadi sayap membuktikan kreativitas para orang tua dan murid TK-SD Bisma.
![]() |
Sementara itu, Kepala SD Bisma Dua, Ahmad Hizbullah Fachry menyebut, pihaknya memang sengaja menggelar karnaval Agustusan yang menggunakan kostum daur ulang. Selain untuk mengasah kreativitas, sekolah ingin menciptakan kerja sama yang apik antara para orang tua dan murid.
"Jadi kami ingin menciptakan bounding antara anak-anak dengan wali murid, karena membuat kostum daur ulang ini tentu butuh kerja sama. Tak cuma dikerjakan oleh orang tuanya, siswa-siswi kami juga harus terlibat membuat kostum karnaval ini," katanya.
Pria yang akrab disapa Aik ini menambahkan, para orang tua juga lebih hemat dengan membuat kostum dari barang-barang bekas. Wali murid tak perlu repot-repot menyewa kostum.
"Wali murid tidak perlu menyewa atau membeli kostum mahal-mahal. Jadi yang paling penting itu adalah kreativitas dan kerja samanya," tukas pria berkacamata tersebut.
(hil/dte)