Tragedi terjadi di Surabaya pada 24 November 2015. Sebuah rumah di Jagir Sidosermo XII, Surabaya yang dihuni 9 kepala keluarga (KK) terbakar hebat. Kebakaran itu menewaskan seorang ibu dan 2 orang anaknya.
Mereka adalah Sukarti (38) serta 2 anak perempuannya Putri Oktasari (19) dan Amanda Ramadhani (12). Jenazah ketiganya ditemukan dalam posisi berdekatan di ruangan belakang rumah.
"Ibunya memeluk anak yang kedua (Amanda)," jelas Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya saat itu, AKBP Takdir Mattanete di lokasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rumah tersebut memang terpetak-petak menjadi beberapa rumah dan dihuni beberapa keluarga. Rumah para korban itu berada agak menjorok, memojok di bagian belakang. Hal ini menyulitkan petugas pemadam kebakaran untuk menolong korban.
Saat api membesar, petugas pemadam kebakaran dan sekitar sebenarnya sudah tahu bahwa ada orang yang terjebak di tengah kebakaran tersebut. Namun, mereka tak bisa berbuata apa-apa. Satu-satunya yang bisa dilakukan adalah cepat-cepat memadamkan api.
"Posisinya sulit, karena rumah korban ini ada di bagian belakang. Sedangkan api masih besar di bagian depan dan tengah," imbuh Takdir.
Hal tersebut juga diamini oleh Kabid Operasi Dinas Kebakaran Kota Surabaya Bambang Vistadi. Para korban terjebak di dalam tak bisa keluar.
"Mereka ada di ruang paling belakang dan tidak ada akses keluar. Kalaupun keluar harus menerjang api," jelas Bambang.
Sore itu, sebanyak 13 unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan. Kencangnya embusan angin juga menyulitkan petugas untuk memadamkan api.
"Untuk pemadaman kita agak sulit, meski mobil bisa masuk. Tapi kondisi api saat kita datang sudah besar apalagi gangnya cukup kecil," Bambang.
Petugas baru bisa masuk ke dalam setelah api bisa dikendalikan. Mereka lantas pelan-pelan masuk dan menyisir setiap ruangan. Saat itu, petugas menemukan satu fakta yang cukup mengejutkan.
"Saat kita lakukan penelusuran, dari 7 ruangan hanya satu pintu keluar. Sedangkan korban meninggal kita temukan dalam satu ruangan di ruang paling belakang," lanjut Bambang.
Ketiga korban yang tewas terpanggang itu kemudian dievakuasi Tim Inafis Polrestabes Surabaya. Saat itu banyak tetangga yang menangis lantaran merasa tak bisa menyelamatkan Sukarti dan kedua anaknya.
Selain menewaskan ibu dan 2 anak, 77 jiwa harus mengungsi karena kehilangan tempat tinggal. Lurah Jagir Sidosermo saat itu, Bambang Kusminto menyebut 77 orang itu mengungsi ke masjid dan bekas gudang di kantor kelurahan setempat.
Jatim Flashback adalah rubrik spesial detikJatim yang mengulas peristiwa-peristiwa di Jawa Timur serta menjadi perhatian besar pada masa lalu. Jatim Flashback diharapkan bisa memutar kembali memori pembaca setia detikJatim. Jatim Flashback tayang setiap hari Sabtu. Ingin mencari artikel-artikel lain di rubrik Jatim Flashback? Klik di sini.
(hil/dte)