Menyambut HUT RI, Pemkot Surabaya bersama Densus 88 Anti Teror mengajak mantan napiter merayakannya. Tasyakuran, doa bersama, dan membagikan bendera ke warga sekitar menjadi rangkaian acaranya.
Salah satu mantan napiter yang baru saja bebas menjalani masa tahanan, AZ (30) mengaku bangga bisa dilibatkan dalam momen kemerdekaan tahun ini. AZ sendiri sempat diamankan Densus 88 pada 2020 silam di Jawa Barat. Dan ia baru bebas pada Februari 2023 lalu.
"Iya saya senang senang karena secara perasaan saya tidak berseteru dengan negara. Baik sejak atau sudah ditangkap. Bagi saya negara adalah wadah agama berkembang. Jadi nggak ada yang mau menghancurkan negara," ungkap AZ, Rabu (16/8/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
AZ berharap dengan kemajuan teknologi di era global, pemerintah harus lebih fokus terhadap deradikalisasi. Dengan begitu bisa mengikis faham radikal khususnya di media sosial.
Seperti yang dilakukan oleh AZ saat ini yang tengah fokus meningkatkan skill di bidang analisa. Jadi kencenderungan browsing ke arah negatif sudah tidak dilakukan kembali.
Selain itu, ia berharap Pemkot Surabaya menjadi mitra deradikalisasi, dan juga bisa membantu meningkatkan skill serta mencari pasar untuk mantan napiter bewirausaha.
"Iya, kadang jangan modal saja, tapi wadah pasarnya. Apalagi baru saja keluar. Misal SWK punya Pemda, disediakan beberapa kios untuk mitra lebih bermanfaat. Dari pada modal untuk dikelola sendiri," ungkap ZA.
Kepala Bakesbangpol Maria Theresia Ekawati Rahayu mengatakan saat ini pihaknya mendampingi 23 mitra deradikalisasi dan 13 keluarga di Surabaya.
"Sejauh ini, upaya-upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota bersama BNPT, Densus 88 untuk merangkul mereka supaya mereka tidak kembali lagi ke aktivitas terorisme dan sebagainya," ungkap Maria.
Selain itu, Pemkot Surabaya juga memberikan bantuan permodalan untuk usaha melalui Baznas. Bantuan berupa gerobak juga telah di berikan bagi eks napiter maupun keluarganya yang ingin berjualan Bakso dan usaha lain yang dimasukkan dalam e-peken.
(abq/iwd)