Dalam 2 Minggu, 9 Kali Gempa Berpusat di Selatan Blitar

Dalam 2 Minggu, 9 Kali Gempa Berpusat di Selatan Blitar

Erliana Riady - detikJatim
Rabu, 16 Agu 2023 09:19 WIB
gempa blitar
Foto: Tangkapan Layar (BMKG)
Blitar -

Sejak awal bulan Agustus hingga hari ini, tercatat 9 kali gempa terdeteksi berpusat di selatan Blitar. BMKG Karangkates mengungkap ada kenaikan aktifitas kegempaan di sepanjang selatan Pulau Jawa.

Data yang terekam BPBD Kabupaten Blitar, gempa awak bulan terjadi pada Rabu, 02 Agustus 2023 dengan kekuatan Mag:2.7, pukul 23:34:02 WIB, Lok:8.71 LS,112.25 BT (64 km Tenggara Kabupaten Blitar). Kemudian pada Kamis, 03 Agustus 2023, Mag:3.3, pukul 16:28:31 WIB, Lok:9.00 LS,112.05 BT (97 km Barat Daya Kabupaten Blitar).

Lalu berselang dua hari kemudian , Gempa Mag:3.7, Minggu , 06-Agu-23 pukul 20:09:51 WIB, Lok:10.21 LS,112.28 BT (230 km Tenggara Kabupaten Blitar). Kemudian pada Jumat , 11 Agustus terjadi dua kali gempa dengan kekuatan masing-masing M2,9 dan M2,6. Lalu terdeteksi kembali pada 12 Agustus dengan M2,8. Tanggal 14 Agustus dengan kekuatan M3,9.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gempa kembali terdeteksi Selasa, 15 Agustus dengan kekuatan M3,7. Terakhir hari ini Rabu, 16 Agustus pukul 02.53 WIB dengan kekuatan M3,4. Lokasi :9.93 LS,112.00 BT . Atau 201 km Barat Daya Kabupaten Blitar.

"Semuanya berpusat di laut. Dan tidak dirasakan warga, namun kami mencatatnya," kata Kepala Stasiun Geofisika Malang, Ma'muri kepada detikJatim, Rabu (16/8/2023).

ADVERTISEMENT

Dalam catatan Ma'muri, gempa bumi di selatan Jawa itu fenomena alam yang biasa. Karena di selatan Jawa memang ada sumber gempa. Yakni adanya subduksi lempeng indo australia yg menyusup ke lempeng Eurasia.

"Secara umum di Jawa Timur memang ada peningkatan kegempaan. Namun itu lebih baik seperti itu. Karena ada energi kecil-kecil yang dilepaskan, jadi bisa mengurangi akumulasi kegempaan dengan kekuatan lebih besar," ungkapnya.

Dia mengaku bukan berarti energi kecil yang terlepas itu kemudian menghilangkan energi yang besar. Namun adanya mitigasi bencana yang baik dibutuhkan, mengingat potensi gempa dengan kekuatan besar tidak bisa diprediksi sebelumnya.

Adanya teknologi yang semakin canggih, lanjut dia, semakin memungkinkan BMKG bisa mendeteksi aktifitas kegempaan dalam skala kecil. Sehingga masyarakat tidak merasakannya, namun bisa tercatat kekuatannya dengan alat yang terpasang di beberapa sumber kegempaan. Menurut Ma'muri, sebaik baiknya mitigasi bencana adalah mempersiapkan skenario terburuk.

"Kami hanya menskenariokan, seandainya gempa besar terjadi disana, tsunaminya seperti apa. Ini bisa menjadi langkah awal pemerintah daerah setempat untuk mitigasi bencananya. Persiapan mitigasi terbaik ada pada skenario terburuk. Potensi itu ada kami hanya bisa warning. Tapi kapan dan sebesar apa kami tidak tahu," pungkasnya.




(hil/fat)


Hide Ads