Korban kecelakaan laut di perairan selatan Pantai Gladak, Tulungagung menceritakan detik-detik perahu yang ditumpangi dihantam ombak hingga pecah. Akibat peristiwa itu, 8 anak buah kapal (ABK) terombang-ambing di laut sedangkan 4 di antaranya hilang.
Imam, warga Dusun Gares, Desa Tasikmadu, Kecamatan Watulimo, Trenggalek salah satu ABK Perahu Exel menceritakan kecelakaan laut itu bermula saat sejumlah perahu nelayan berburu ikan Lemuru di perairan selatan Pantai Gladak, Kecamatan Tanggunggunung, Tulungagung, Senin (7/8) malam.
Saat itu para ABK mulai mengitari kawasan pantai untuk memantau keberadaan ikan. Sebelum kejadian dirinya tidak menyadari bahwa posisi perahu terlalu menepi sehingga berdekatan dengan tebing dan karang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kejadian yang itu sangat cepat. Pas mau cari ikan posisi tebingnya itu nggak kelihatan," kata Imam, Selasa (8/8/2023).
Tiba-tiba dari arah selatan muncul gelombang tinggi dan langsung menghantam perahu Exel yang dia dinaiki. Pada saat yang bersamaan perahu Wilwo milik Supar asal Kecamatan Watulimo juga ikut terhantam ombak.
Akibatnya kedua kapal itu terbalik bersama delapan anak buah kapal. Dengan sekuat tenaga Imam berupaya menyelamatkan diri dengan berpegangan pada potongan styrofoam.
"Saya terpental kemudian berusaha naik ke permukaan air. Saya menoleh lihat perahu sudah hancur," ujarnya.
Ombak besar sempat beberapa kali menggulung namun Imam berusaha menyelamatkan diri dengan berenang ke tengah laut.
"Saya berenang ke tengah untuk minta bantuan nelayan lain," imbuhnya.
Saat kejadian itu, dia tidak tahu bagaimana nasib para ABK yang lain. Namun, Imam mengaku mendengar suara minta tolong.
"Saya nggak lihat teman-teman yang lain, cuma dengar suara tolong-tolong," kata Imam.
Upaya penyelamatan itu tidak mudah, tubuhnya sempat menghantam karang dan perahu sehingga mengalami luka. Beruntung Imam berhasil ke tengah dan ditolong oleh nelayan lain.
"Saya itu ditemukan di tengah laut, waktu itu sekitar 15 menit dari kejadian baru ada kapal sesama pencari ikan yang menolong. Saya teriak-teriak minta tolong lalu diangkat," imbuhnya.
Imam berhasil selamat dan berkumpul kembali bersama keluarga meski beberapa bagian tubuhnya mengalami luka. "Dada saya masih terasa sakit sampai sekarang," jelasnya.
Terdampar di Pantai Gladak. Baca di halaman selanjutnya.
Pengalaman serupa diceritakan ABK Perahu Exel lain Abdul Rokhim. Pria 35 tahun itu mengaku tidak menyangka aktivitas melaut itu justru mengancam nyawanya.
"Waktu itu saya beberapa kali kegulung ombak, saya coba berenang, kegulung lagi," kata Rokhim.
Akhirnya ia terdampar di Pantai Gladak, Tanggunggunung dan dievakuasi oleh warga.
Berbeda dengan kedua ABK itu, dua ABK Perahu Exel yang lain Hendy Purnomo dan Kukuh Setia Aji justru hilang dan belum ditemukan hingga sekarang. Tak hanya itu dua ABK Perahu Wilwo juga hilang disapu gelombang tinggi.
Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin saat mengunjungi korban selamat dan keluarga korban hilang berharap proses pencarian bisa segera mendapatkan hasil.
"Semoga para ABK yang hilang bisa ditemukan dengan selamat," kata Arifin.
Pria yang juga menjabat Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Jatim ini mengatakan Tim SAR gabungan masih berusaha melakukan upaya pencarian hingga tujuh hari ke depan.
"Tim SAR akan berusaha semaksimal mungkin mencari para korban," imbuhnya.