Ngalam Mbois: Kegigihan Atlet Disabilitas Malang Ukir Prestasi di Jerman

Ngalam Mbois: Kegigihan Atlet Disabilitas Malang Ukir Prestasi di Jerman

M Bagus Ibrahim - detikJatim
Senin, 07 Agu 2023 11:09 WIB
M Zidan Fathoni, atlet disabilitas tenis meja Malang
M Zidan Fathoni, atlet disabilitas tenis meja asal Malang. (Foto: M Bagus Ibrahim /detikJatim
Malang -

Memiliki kelemahan bukan berarti menghalangi niat seseorang untuk mengembangkan bakat yang dimiliki. Seperti yang dilakukan M Zidan Fathoni. pria asal Desa Jeru, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang.

Meski Zidan merupakan penyandang disabilitas intelektual, dirinya mampu menunjukkan bakatnya di dunia tenis meja. Baru-baru ini dia meraih Juara 2 Tenis Meja dalam ajang Special Olympic World Summer Games Berlin di Jerman.

Pemuda berusia 18 tahun itu mulai menyukai tenis meja sejak duduk di bangku kelas 5 SD. Dukungan orang tua membuat Zidan semakin giat dan tekun untuk mengasah kemampuannya bermain tenis meja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Suka tenis meja kemudian didukung orang tua. Saya pernah ikut klub tenis meja setengah tahun di Kota Malang, terus setengah tahun ikut lagi klub Fearless di daerah Pringu, Bululawang, Kabupaten Malang," ujar Zidan.

Pelajar kelas XI di SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi, Kabupaten Malang itu juga sempat mewakili Jawa Timur dalam ajang Pekan Special Olympic Nasional di Semarang tahun 2022.

ADVERTISEMENT

"Saya meraih juara dua kalah sama atlet dari Jakarta, tetapi dari saya ikut pertandingan tingkat nasional itu, Alhamdulillah bisa lolos mewakili Indonesia ke Jerman, total ada 22 atlet Indonesia yang ke Jerman," terang Zidan.

Setelah itu, Zidan kembali mendapat kesempatan untuk mengikuti kejuaraan tingkat internasional di Jerman sejak tanggal 11-25 Juni 2023 lalu. Dalam kompetisi, Zidan bermain di kategori single putra dan ganda campuran.

Selama kompetisi, Zidan bermain all out. Bahkan dia berhasil mengungguli para atlet lain dari berbagai negara. Namun, dirinya harus tumbang saat berhadapan dengan atlet asal Hong Kong dengan skor 1-3.

"Sebenarnya dapat medali perak itu dua, jadi saya main di dua kategori, yang ganda campuran berpasangan dengan Prameswari asal Solo, Jawa Tengah," kata dia.

Keberhasilan Zidan dalam meraih prestasi dalam berbagai kompetisi tersebut tidak lepas dari jerih payah yang sudah dilakukannya selama ini. Mulai dari latihan rutin hingga mengasah fisik secara konsisten.

"Latihan harus disiplin, tidak pernah telat, saya biasanya setelah pulang sekolah, kadang jam 3 sore sampai jam 8 malam atau jam 2 siang sampai Magrib. Kalau waktu kelas 5 SD itu bisa dari jam 3 sore sampai jam 12 malam," kata dia.

"Saya juga latihan fisik seperti lari itu setengah jam, terus push up dan sit up. Sempat keteteran mengatur waktu latihan sama belajar, tapi saya berterima kasih kepada pihak sekolah yang telah memberi kelonggaran," sambungnya.

Sementara itu, Guru Olahraga dan Kesiswaan SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi, Termiantono Yogi mengaku sangat bangga anak didiknya bisa meraih prestasi yang cukup baik meski menjadi penyandang disabilitas.

Bahkan, keberhasilan dari Zidan telah menginspirasi teman-teman sekolahnya untuk bisa meraih prestasi di tingkat internasional. Minat murid-murid untuk berolahraga semakin meningkat.

"Prestasi Zidan ini membuat banyak murid kami yang akhirnya memiliki minat di dunia olahraga. Apalagi di SMK itu kan sebenarnya minat berolahraga sedikit karena lebih ke kejuruannya," ungkap Yogi.

Ia juga tidak memungkiri, meski Zidan penyandang disabilitas intelektual, dia bisa diajak komunikasi dengan baik. Bahkan untuk kegiatan pembelajaran tidak mengalami kendala.

"Nilai-nilai akademik Zidan juga bagus, ya seperti teman-temannya, rata-rata 80 nilainya," tandasnya.




(dte/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads