Gejala Lindu Meningkat, BMKG Wanti-wanti Gempa Sesar Opak Jogja

Kabar Nasional

Gejala Lindu Meningkat, BMKG Wanti-wanti Gempa Sesar Opak Jogja

Danu Damarjati - detikJatim
Kamis, 03 Agu 2023 20:10 WIB
Waspada! Prediksi Puncak Ancaman El Nino Terjadi Agustus-September
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati. (Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden)
Surabaya -

Ancaman gempa Sesar Opak di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) disinggung Badan, Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). BMKG meminta warga waspada.

Hal ini disampaikan Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, lewat akun Twitter Humas BMKG (@InfoHumasBMKG), Kamis (3/8/2023).

Dia mengingatkan Warga tentang Sesar Opak yang pernah mengakibatkan gempa pada 2006 hingga menewaskan 6.234 orang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ancaman Sesar Opak di DIY, Kepala BMKG: Mitigasi Harus Terus Dilakukan, Jangan Terputus!" demikian cuitan BMKG.

Sesar Opak dan lempeng Megathrust sama-sama merupakan sumber gempa yang aktif.

ADVERTISEMENT

Sesar Opak di DIY memiliki magnitudo tertarget M 6,6, sedangkan lempeng Megathrust di selatan Jawa punya magnitudo tertarget M 8,7.

Tsunami berpotensi muncul setinggi 8-10 meter dari gempa Megathrust di Pantai Selatan Jawa. Menurutnya, diperlukan pelatihan mitigasi yang baik terhadap masyarakat DIY.

Bila lempeng Megathrust ada di lautan, Sesar Opak ada di daratan. Ditegaskan pula bahwa aktivitas Sesar Opak belum berhenti.

Sesar Opak, sesuai namanya, ada di sekitar aliran Sungai Opak. Panjang jalur sesarnya mencapai 45 km di sepanjang sungai.

Sungai Opak berhulu dari lereng Gunung Merapi mengalir ke selatan sampai Pantai Parangtritis di Bantul, DIY.

"Aktivitas Sesar Opak sendiri pernah menyebabkan gempa bumi pada 27 Mei 2006 yang menewaskan 6.234 orang," cuit BMKG.

Aktivitas lindu Sesar Opak meningkat

Dwikorita mengatakan saat ini mulai tampak adanya gejala peningkatan aktivitas kegempaan akibat Sesar Opak.

Salah satunya gempa dengan magnitudo 6,0 di Kabupaten Bantul pada 30 Juni 2023 yang hanya menyebabkan kerusakan ringan.

"Peluang periode ulang untuk terjadi gerakan lagi atau pengunciannya mulai lepas tampak dari aktivitas kegempaannya yang saat ini mulai meningkat. Kesiapsiagaan masyarakat harus terus ditingkatkan, jangan terputus," kata Dwikorita Karnawati.

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menyampaikan pemanfaatan teknologi dalam meningkatkan ketangguhan sangat diperlukan.

Negara di ASEAN dapat saling bertukar nilai, ilmu, serta pengalaman terutama terkait kebencanaan yang melibatkan sipil-militer, menuju One ASEAN, One Response.

"Terkait penanggulangan bencana, kita telah bekerjasama dengan seluruh negara yang ada di wilayah ASEAN ini. Semuanya sudah terjalin dengan kokoh dengan saling membantu jika terjadi bencana di negara-negara kawasan Asia Tenggara," tuturnya.




(dpe/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads