Cerita Istri Pria Obesitas Surabaya yang Diklaim Tak Sampai 200 Kg

Cerita Istri Pria Obesitas Surabaya yang Diklaim Tak Sampai 200 Kg

Esti Widiyana - detikJatim
Rabu, 02 Agu 2023 22:45 WIB
Istri pria obesitas di Jalan Pogot Surabaya.
Istri pria obesitas di Jalan Pogot Surabaya. (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya - Pria obesitas berinisial S dengan berat badan 200 kg di Surabaya dievakuasi karena mengalami sesak napas. Istrinya SW (46) membantah suaminya yang berusia 51 tahun memiliki berat 200 kg.

SW mengatakan jika berat badan suaminya sekitar 140 kg. Hal itu dapat ia pastikan, karena terakhir menimbang berat badan satu bulan lalu dan dilihat sendiri oleh SW.

"Waktu di sini berat 85 kg (5 tahun lalu), sekarang sekitar 140 kg bukan 200 kg. Pernah ditimbang di sini kok," kata SW saat ditemui detikJatim di tempat kerjanya atau lokasi evakuasi di Jalan Pogot Surabaya, Rabu (2/8/2023).

SW mengatakan, jika hari ini suaminya menjalani operasi di RSU dr Soetomo. Diduga karena tensinya yang sangat tinggi saat dievakuasi, yakni 253.

"Siang tadi operasi pendarahan pembuluh darah kepala. Mungkin dari tingginya tensi. Saya takut waktu dioperasi takut tanda tangan surat pernyataan, takut kalau kepalanya dipecah. Dokter nyarankan operasi, dikasih tahu terus rundingan sama anak akhirnya setuju karena operasi kecil," jelasnya.

Ia juga menjelaskan kronologi sebelum dievakuasi oleh petugas BPBD Surabaya. Kemarin Selasa, selepas menyapu area sekolah di tempatnya bekerja sebagai petugas kebersihan, S duduk-duduk dan kulakan jajanan untuk kantin.

Setelah itu merasa lelah dan leyeh-leyeh di dalam UKS sekolah. Waktu SW masuk, suaminya sudah minta tolong, karena kaki kanan sama tanganmya tidak bisa digerakkan.

"Saya panggil becak, diangkat orang 5 nggak kuat. Akhirnya saya sama teman-teman telepon 112, datang kesini. Pakai ambulance nggak bisa. Alhamdulillah dibantu dari sini sampai sana ditangani. Sempat sadar nggak sadar. Sesak napas juga," urainya.

Sebelum dievakuasi, mulut S sempat mengeluarkan busa. Hal itu diduga sebelumnya usai mengonsumsi obat karena tekanan darah tinggi.

"Minum obat darah tinggi, nggak bisa masuk. Keluar bersamaan sesak napas. Muntahnya dari minum obat," ujarnya.

Istri S mengatakan bahwa suaminya itu memang mengeluhkan sakit pada lambung, nyeri lutut dan tulang. Ditambah memiliki riwayat darah tinggi atau hipertensi.

Saat suaminya sudah mengalami obesitas, SW mengaku sudah tidak kuasa memintanya untuk diet. Pekerjaannya sebagai petugas kebersihan sekolah menjadi bagian dari olahraga yang dilakoni.

Menurutnya, suaminya selama bekerja di sekolah terlalu nyaman dan pekerjaannya santai. Berbeda dengan pekerjaan sebelumnya, yakni tukang becak, kuli bangunan hingga serabutan. Kini, merasa santai di sekolah, makannya pun menjadi tak terkontrol.

"Ya Allah, katanya kalau nggak makan itu mati. Buat apa susah-susah bilangi, saya umbar. Apa kata Gusti Allah. Olahraganya nyapu, ngepel. Sekalinya pergi jauh-jauh ke Malang, luar kota ngajak anaknya," cerita ibu 3 anak ini.


(dpe/dte)


Hide Ads