Detik-detik Evakuasi Pria Obesitas 200 Kg di Surabaya Ditandu Belasan Orang

Detik-detik Evakuasi Pria Obesitas 200 Kg di Surabaya Ditandu Belasan Orang

Esti Widiyana - detikJatim
Rabu, 02 Agu 2023 15:00 WIB
Proses evakuasi pria obesitas 200 kg yang mengalami sesak napas di Surabaya.
Proses evakuasi pria obesitas 200 kg yang mengalami sesak napas di Surabaya. (Foto: Istimewa/Dok. BPBD Surabaya)
Surabaya -

Proses evakuasi pria penderita obesitas berinisial S (51) dengan berat badan sekitar 200 kg di Surabaya cukup sulit. Pria yang mengalami sesak napas dengan riwayat komplikasi penyakit itu harus ditandu oleh belasan orang agar bisa dipindahkan ke kendaraan.

Petugas TGC Kedung Cowek BPBD Surabaya Richy Christian Saputra menceritakan bagaimana sulitnya petugas dan warga saat mengevakuasi pasien. Diperlukan belasan orang untuk menandu S ke ambulans.

Richy menceritakan, evakuasi terhadap S dilakukan Selasa (1/8) kemarin setelah keluarganya menghubungi Command Center 112 untuk meminta bantuan. Saat petugas datang ke tempat tinggalnya di Jalan Pogot Jaya, Kelurahan Kapasmadya Baru, Kecamatan Tambaksari, pria itu sudah tidak sadarkan diri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Petugas datang sudah tidak sadar, keluar busa dari mulut dan mengorok. Kalau riwayat sakitnya sudah lama," kata Richy saat dihubungi detikJatim, Rabu (2/8/2023).

Melihat kondisi itu, para petugas TGC berupaya mencari solusi yang cepat agar pasien bisa segera dievakuasi. Kendala utamanya adalah berat badan pasien yang memerlukan upaya ekstra untuk pemindahan ke ambulans.

ADVERTISEMENT

Sebenarnya ambulans yang datang di lokasi membawa brankar untuk memindahkan pasien. Setelah beberapa kali dilakukan percobaan, ternyata pasien tidak memungkinkan dipindahkan dengan brankar.

"Kami mencoba mengangkat pasien. Saat itu ada sekitar 6 orang, tapi tetap tidak terkondisikan (tidak terangkat) sama sekali. Tidak bisa menggunakan brankar," ujarnya.

Karena berat badan pasien tidak memungkinkan dan tidak bisa dievakuasi dengan brankar milik petugas TGC pada akhirnya petugas gabungan membuat cara agar pasien bisa dievakuasi, yakni dengan membuat tandu.

"Kami evakuasi pakai tandu manual. Kami pakai sarung dengan menggunakan kayu balok. Jadi sarung itu kami memerlukan tujuh (lembar). Di tengah tiga dan di kaki dan di kepala itu 2 sarung," kata Richy.

Masalahnya, jumlah petugas saat itu terbatas. Hingga akhirnya sejumlah warga sekitar membantu para petugas untuk mengangkat S dengan tandu manual itu ke ambulans.

"Perkiraan ada 12 orang yang membopong kurang lebih selama 1 jam. Kemarin warga juga ada yang membantu karena kita juga punya kesulitan. Sementara di RSUD dr Soetomo dari tim kita sendiri," ujarnya.

Masalah selanjutnya muncul setelah S berhasil diangkat dengan tandu ternyata ambulans milik TGC tidak muat untuk membawa S ke rumah sakit. Jika dipaksakan maka pasien akan tidak nyaman.

"Ambulan tidak memungkinkan. Jadi kita menggunakan mobil posko terpadu Kedung Cowek," kata Richi.

Pada akhirnya S berhasil dievakuasi ke RSUD dr Soetomo Surabaya. Berdasarkan hasil pemeriksaan awal yang dilakukan TGC, kondisi pasien tersebut memang sudah cukup berat.

"Karena riwayat sakit darah tinggi, lambung, kolestrol, dan obes (obesitas)," kata Richy.




(dpe/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads