Wali murid siswa pendidikan anak usia dini (PAUD) di Kota Malang protes seragam untuk kebutuhan gebyar tari sat set yang akan digelar pada 29 Juli 2023. Pasalnya, seragam ini dinilai mahal namun kualitas kainnya jelek.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang, Suwarjana buka suara soal hal ini. Ia membenarkan adanya agenda gebyar tari yang akan dilaksanakan pada 29 Juli 2023.
Namun, Suwarjana membantah orang tua diwajibkan untuk membeli seragam khusus untuk kegiatan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya benar (gebyar tari), Itu tidak diwajibkan. Malah dari TK-TK sendiri (membeli seragam)," kata Suwarjana, Kamis (27/7/2023).
Suwarjana menegaskan, pihaknya telah meminta PAUD untuk mengenakan seragam kebesaran dalam kegiatan itu. Sehingga, tidak membebani orang tua dengan adanya pembelian seragam baru.
"Kemarin saya sampaikan PAUD, pakai seragam kebesaran mereka masing-masing. Tapi ternyata mungkin ada beberapa paguyuban wali murid TK yang mereka pingin dilihat lebih bagus kalau pakai seragam," tegasnya.
"Saya sudah memberikan kebijakan dan instruksi tapi tidak secara tertulis, pakai seragam kebesaran sekolah masing-masing," sambungnya.
Suwarjana juga membantah bahwa gelaran tari sat set tersebut untuk tujuan pemecahan rekor MURI. Namun, bertujuan untuk mengenalkan budaya kepada anak-anak usia dini.
"Tidak ada memecahkan rekor. Ini pertama untuk mengembangkan anak didik mulai TK kenal budaya. Kemudian namanya TK itu permainan. Itu adalah permainan di sebuah lapangan bersama-sama bersosialisasi dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional," pungkasnya.
Sebelumnya, wali murid enggan disebutkan namanya ini mengaku dengan harga ratusan ribu, kualitas kain seragam tersebut jelek.
"Setiap siswa diminta membeli seragam untuk gebyar tari sat set, harganya Rp 140 ribu. Terus kainnya jelek," ujar salah satu wali murid kepada detikJatim, Kamis (27/7/2023).
Seragam yang didapatkan mirip dengan baju khas Malangan. Untuk siswa putri mendapatkan satu potong kemeja, rok dan jarik.
"Anak saya perempuan, dapatnya kemeja, rok dan kain jarik. Itu nanti digunakan saat gebyar tari sat set Sabtu besok," akunya.
Pembelian seragam tari itu terjadi saat putrinya duduk di TK A, tepatnya sekitar April 2023 lalu. Ketika itu, sekolah menyampaikan ada kewajiban untuk mengikuti gebyar tari sat set.
"Pembelian waktu anak saya masih TK A, awalnya dikasih tahu sama sekolah untuk TK A wajib harus ikut. Kan ini memberatkan bagi orang tua siswa," katanya.
Namun setelah para wali murid membeli seragam, agenda gebyar tari justru terkesan diundur-undur. Sampai kemudian tersiar kabar gebyar tari baru akan dihelat pada Sabtu (29/7/2023), besok.
"Sebenarnya agendanya sudah lama, tapi yang tahun ini seperti diundur-undur. Alasannya kenapa tidak tahu," ungkapnya.
Ia pun menyesalkan adanya kewajiban pembelian seragam dengan memanfaatkan pihak sekolah untuk menyampaikan kepada wali murid. Semestinya, kegiatan diduga untuk kepentingan Pemkot Malang tidak memaksa atau membebani orang tua.
"Kan bisa pakai baju olahraga, yang butuh rekor MURI kan Pemkot. Harusnya yang modal Pemkot bukan justru membebani wali murid," sesalnya.
(hil/dte)