Bangkai pesawat diduga peninggalan Perang Dunia II ditemukan oleh Nafik (46), nelayan Karang Tumpuk, Panceng, Gresik. Para Nelayan Karang Tumpuk, Campurrejo, Gresik bisa saja melepas lagi temuan itu tapi mereka tidak melakukannya. Mereka yakin bangkai pesawat itu bernilai sejarah.
Kepala Dusun dan Bhabinsha Karang Tumpuk yang menyampaikan itu. Umam, Kasun Karang Tumpuk mengatakan para nelayan di Karang Tumpuk memang memiliki jiwa patriotisme tinggi.
"Mereka (nelayan) yang tergabung dalam paguyuban nelayan termasuk Pak Nafik memiliki jiwa patriotisme. Kekayaan laut yang selama ini menjadi ladang rezeki membuatnya sangat mencintai tanah air," kata Umam kepada detikJatim, Rabu (26/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Umam, jiwa patriot yang dimiliki Nafik terlihat dari pengorbanannya saat membawa mesin pesawat itu ke daratan. Saat membawa mesin pesawat bersejarah itu Nafik rela tidak mendapatkan ikan saat melaut.
"Kalau nggak punya jiwa patriot, pastinya sudah mengembalikan (temuan serpihan pesawat) ke lautan terus kembali mencari ikan. Apalagi membawanya sampai menggunakan 3 kapal, karena para nelayan tahu barang yang dibawa itu benda bersejarah," kata Umam.
Sementara itu, Nafik penemu bangkai pesawat mengatakan bahwa dia bersama nelayan lainnya yang membawa bangkai pesawat itu merasa senang. Apalagi bangkai pesawat yang dia temukan memiliki sejarah yang luar biasa.
"Merasa bangga, karena penemuan saya bisa menambah pengetahuan sejarah Perang Dunia II. Apalagi pesawat itu katanya milik Belanda yang pernah menjajah Bangsa ini," kata Nafik.
Meski demikian, Nafik yang juga merupakan Ketua Rukun Nelayan dusun setempat berharap pemerintah memberikan bantuan jaring yang rusak. Sebab jaring itu menjadi mata pencaharian sehari-hari.
"Ya, harapannya bisa dibantu jaring saya yang rusak, karena ini menjadi alat mencari rejeki untuk menghidupi keluarga. Kemarin kami seret dengan 3 perahu menuju daratan dari lokasi penemuan sekitar 5 jam," katanya.
"Biasanya, kalau hanya melaut cari ikan, butuh waktu sekitar 3 jam," tambahnya.
Nafik menceritakan saat itu ia bersama nelayan lainnya sedang mencari ikan di sekitar perairan Umpal Hijau. Tiba-tiba jaring yang ia turunkan tersangkut sesuatu benda.
"Saya kira itu kayu atau ikan besar. Tapi semakin di tarik semakin berat," kata Nafik.
Karena terlalu berat, lanjut Nafik, ia meminta bantuan dua perahu nelayan lainnya yang saat itu tak jauh dari lokasi penemuan mesin pesawat. Saat membawa ke daratan, Nafik dan para nelayan lainnya tidak mengetahui bahwa yang berada di jaringnya adalah mesin pesawat kuno.
"Tahunya pas diangkat di TPI Karang Tumpik, baru tahu kalau itu baling-baling mesin pesawat. Saat itu saya lapor pak kades," tukasnya.
(dpe/dte)