Ketua Umum PDI Perjuangan itu kemudian menyarankan lebih baik tak punya anak, daripada tak mampu mengurus terutama dalam hal makanan.
"Ibu-ibu sekarang saya lihat kasih anaknya mi. Hayo ketawa berarti benar kan? Iya lah, siapa suruh kamu punya anak, kalau nggak mau ngurus. Tolong deh gak usah punya anak.
Kan ada BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional), itu sangat sangat sangat salah kalau ibu-ibu itu bilang keluarga berencana itu memandulkan. Salah besar. Itu merencanakan. Tanya, jangan diam saja," kata Megawati usai meresmikan Kebun Raya Mangrove Surabaya, Rabu (26/7/2023).
Untuk mewujudkan nol kasus stunting, Megawati rupanya telah berkomunikasi dengan pengusaha mi. Khususnya dalam pembuatan mi agar diberikan tambahan bahan untuk menambah gizi dan bisa dikonsumsi anak.
"Dengan segala hormat pada pengusaha mi, saya udah ngomong sama pengusaha mi mi itu saya kenal. Mbok, masukin mi kamu itu gizinya yang kuat gitu loh. Mungkin telurnya, karena yang sangat diperlukan itu kalsium, kalium untuk pembentukan tulang," jelasnya.
Menurutnya, alasan anak tidak memiliki IQ tinggi dan tak masuk standar, bisa dikarenakan tempurung kepalanya. Sebab, bagian ubun-ubun bayi harus dibuat keras dan bisa melindungi otak, maka diperlukannya kalsium dan kalium yang cukup.
"Tapi karena kekurangan pertumbuhan tulang, maka otak itu pun tidak dialiri oleh darah segar yang mengandung kalium, kalsium. Nah sehingga itulah otaknya bodoh. Mau kamu dibilangin nanti anak-anakmu milenium?," pungkasnya.
Meski stunting masih ada, namun berdasarkan data Kementerian Kesehatan dari hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) awal tahun 2023, dimana prevalensi stunting di Indonesia turun. Dari 24,4% di tahun 2021 menjadi 21,6% di 2022.
(abq/iwd)