Konservasi Segoro Lestari, Penjaga Mulia Ekosistem Penyu di Pesisir Blitar

Konservasi Segoro Lestari, Penjaga Mulia Ekosistem Penyu di Pesisir Blitar

Erliana Riady - detikJatim
Senin, 24 Jul 2023 08:00 WIB
Konservasi Segoro Lestari
Konservasi Segoro Lestari (Foto: Erliana Riady/detikJatim)
Blitar -

Sunset di Pantai Serang, Blitar terasa makin indah saat 120 tukik dilepasliarkan. Melukis senja di bibir pantai ini menciptakan bahagia. Tak hanya bagi pelancong, namun juga anak-anak penyu yang bisa merayap bebas menyapa deburan ombak yang menyambut kedatangan mereka.

120 Tukik itu hanyalah separuh dari telur penyu yang berhasil diselamatkan oleh warga di sekitar Pantai Serang, Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar. Namun angka itu menjadi babak baru kesadaran warga akan pentingnya menjaga habitat dan ekosistem alam dimana mereka menyandarkan hidup.

"Dulu telur dan daging penyu itu dikonsumsi warga sekitar sini. Ada juga yang dijual. Tapi sejak warga mengerti kalau penyu itu hewan yang dilindungi, mereka kemudian bergotong royong menjaga dan menyelamatkannya," kata Humas Konservasi Segoro Lestari, Impron Rosadi kepada detikJatim, Minggu (23/7/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Konservasi ini dirintis tiga warga yang peduli dengan habitat Penyu. Mereka adalah Sardi, Jarno dan Sugianto sejak tahun 2015 lalu. Telur penyu yang ditemukan warga, diganti oleh mereka untuk diselamatkan.

Awalnya, ketiga orang ini membuat lubang inkubasi telur penyu di lokasi berlainan. Seiring makin banyaknya telur penyu yang diserahkan oleh warga, maka pihak desa menginisiasi untuk membangun lahan khusus konservasi penyu.

ADVERTISEMENT

"Baru tahun 2018 lahan milik perhutani ini kami pakai secara resmi sebagai pusat Konservasi Penyu Segoro Lestari. Kelompok kami juga mendapat pendampingan dari dinas terkait Pemkab Blitar. Belum luas sih, hanya sekitar 200mΒ²," ungkapnya.

Konservasi Segoro LestariKonservasi Segoro Lestari/ Foto: Erliana Riady

Ketiga warga yang merintis penyelamatan telur penyu itu kemudian didapuk sebagai pengawas. Selebihnya, ada enam anak muda yang berkiprah mengabdikan dirinya pada pusat konservasi penyu ini. Satu di antaranya adalah Impron Rosidi sendiri. Mahasiswa Semester 3 Ilmu Pemerintahan Universitas Terbuka ini bersama lima anak muda Serang lainnya tergerak untuk meneruskan upaya pelestarian ini.

Pemikiran milenial mereka diaplikasikan dengan membentuk kelompok edukasi konservasi. Mereka juga rajin memposting kegiatan pelestarian penyu ini dalam akun medsosnya. Kajian dan penelitian dilakukan dengan data agar apa yang mereka kerjakan hari ini berdampak positif bagi alam dan warga sekitarnya.

Pada 22 Juni 2023 lalu kelompok konservasi ini mendapat bantuan sarpras dari Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar, Bali. Instansi pemerintah ini dibawah kewenangan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI. Pendampingan juga konsisten dilakukan hingga saat ini.

"Kami menelusuri jejak penyu yang mendarat di pesisir pantai Blitar. Ternyata ada 12 lokasi yang kerap mereka datangi ketika hendak bertelur. Mulai dari Pantai Gurah yang berbatasan dengan Kabupaten Malang. Sampai Pantai Jebring yang berbatasan dengan Kabupaten Tulungagung. Kami sudah ada akses kerjasama di lima lokasi itu," ulasnya.

Kontur bibir pantai yang landai dengan gerakan ombak yang tidak tidak terlalu kuat, rupanya menjadi pilihan para indukan penyu memilih lokasi bertelur. Kedatangan indukan penyu ini terdeteksi pada malam hari. Usai mengeluarkan telur yang jumlahnya bisa ratusan, induk penyu yang kembali ke laut akan meninggalkan jejak kakinya di pasir pantai menjelang pagi hari.

"Kami telah berkoordinasi dengan warga sekitar di 12 pantai itu. Kami menyebar ranger di musim penyu bertelur antara bulan Mei sampai Juli. Dari jejak kaki indukan itu biasanya para Hunter menemukan ratusan telurnya pukul 04.00 WIB," kata pemuda berusia 22 tahun ini.

Satu induk penyu bisa bertelur antara 100-120 biji. Semua telur akan diambil, lalu dimasukkan lubang tanah sedalam 30-40 CM. Ini masa inkubasi sampai lahir tukik sekitar 46 hari jika cuaca cerah. Namun bisa juga sampai 60 hari jika cuaca lembab.

Memasuki hari ke 46, lokasi lubang yang diberi tanda akan dibuka. Telur yang sudah menetas keluar tukik itu kemudian dipindahkan ke wadah tersendiri, sampai kondisi fisiknya mampu untuk dilepaskan di pantai.

Rilis pelepasan tukik rupanya dinantikan banyak komunitas. Tak hanya di Blitar, namun juga beberapa komunitas di seluruh Jatim. Panitia-pun sampai menerapkan sistem waiting list saking banyaknya komunitas yang berminat melepaskan tukik-tukik itu di Pantai Serang.

"Semua gratis. Namun kami membuka donasi jika ada pelancong atau komunitas yang ingin memberikan donasi. Alhamdulillah kehadiran konservasi penyu ini bisa menambah ramai wisatawan yang datang ke Pantai Serang," pungkasnya.




(dpe/fat)


Hide Ads