Cita-cita Tinggi Cyntya yang Merangkak Payah Jual Peyek di Jalanan Surabaya

Cita-cita Tinggi Cyntya yang Merangkak Payah Jual Peyek di Jalanan Surabaya

Praditya Fauzi Rahman - detikJatim
Senin, 24 Jul 2023 06:30 WIB
Gadis merangkak jualan peyek di Surabaya Cyntya.
Cyntya, gadis yang merangkak jualan peyek di Surabaya bercita-cita menjadi dokter. (Foto: Praditya Fauzi Rahman/detikJatim)
Surabaya -

Gadis penjual peyek keliling dengan cara merangkak karena mengalami kelainan tulang belakang, Cyntya Afrianti Amala memang sangat gigih. Gadis yang berusia 17 tahun itu mengaku bercita-cita menjadi dokter.

"Saya pengen banget jadi dokter, mau sekolah dokter. Tapi apa bisa? Katanya biayanya mahal?" Kata Cyntya saat ditemui detikJatim di rumah kosnya di Jalan Kendangsari Gang 7, Kecamatan Tenggilis Mejoyo, Surabaya, Minggu (23/7/2023).

Cyntya menjelaskan bahwa tekad dan keinginannya itu kian bulat dan menggebu-gebu saat ayahnya Andi Siswoto dinyatakan mengidap kanker nasofaring atau kanker tonggorokan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dulu awalnya karena sariawan biasa, nggak dibawa ke dokter. Pas udah parah, saya sama ibu bawa ke dokter tahu-tahu sudah kena kanker dan seperti ini kondisinya," kata Cyntya.

Dia pun berinisiatif untuk mencari penghasilan tambahan demi bisa membawa ayahnya berobat. Di sela kegiatannya sekolah, membuat peyek, hingga menjualnya secara keliling, dengan tekun dia merawat ayahnya bila ibunya sedang bekerja.

ADVERTISEMENT

Cyntya sendiri saat ini sedang menjalani rawat jalan bersama ayahnya di RSU Dr Soetomo Surabaya. Dia berharap kelainan tulang belakang yang dia derita bisa disembuhkan. Setelah itu ia bermaksud untuk kuliah di kedokteran.

"Ini nanti (perawatan dan pengobatan) tulang saya kalau sudah sembuh, saya mau kuliah, saya mau jadi dokter. Mau kuliah di Surabaya aja, dekat sama ayah sama ibu," katanya.

Namun, Cyntya yang juga mengalami kelainan pada matanya itu mengaku juga ingin memperdalam ilmu bisnisnya. Dia mengaku ingin menjadi pebisnis andal.

"Kalau bisnis juga pengen jual apa saja, yang penting modalnya ada dulu sih, sama alat-alatnya juga. Ini aja (ponsel) dikasih sama orang (donatur), saya lupa namanya," katanya.

Camat Tenggilis Mejoyo Wawan Windarto mengatakan bahwa Pemkot Surabaya sudah memberikan sejumlah intervensi kepada Cyntya dan keluarga. Di antaranya berupa bantuan untuk menebus ijazah SMP.

"Bantuan tebus ijazah SMP Cyntya diajukan ke Baznas Surabaya November 2022. Saat itu KK (Cyntya) masih ikut budenya di Kendangsari gang 14 Surabaya," ujarnya.

Wawan memastikan bahwa Cyntya dan keluarga belum genap setahun menjadi warga Kota Pahlawan. Namun, Pemkot tetap mengupayakan agar bisa memberikan bantuan berupa kursi roda dan BPJS Kesehatan.

Selain itu, Pemkot Surabaya melalui Lurah Kendangsari pernah menawarkan kepada Sumiyati untuk ikut bekerja padat karya hingga memberikan modal usaha berjualan dan disediakan rombong. "Pernah ditawari, tapi tidak mau," tutupnya.




(dpe/dte)


Hide Ads