Terombang-ambing 30 Jam, Penumpang Mutiara Barat Dapat Kompensasi Rp 300 Ribu

Terombang-ambing 30 Jam, Penumpang Mutiara Barat Dapat Kompensasi Rp 300 Ribu

Eka Rimawati - detikJatim
Minggu, 23 Jul 2023 10:20 WIB
Penumpang Kapal Mutiara Barat Terombang-ambing 24 Jam Tiba di Pelabuhan Tanjung Wangi
Penumpang Kapal Mutiara Barat tiba Tanjung Wangi (Foto: Istimewa)
Banyuwangi -

Kapal Mutiara Barat berhasil sandar di Pelabuhan Tanjung Wangi, Banyuwangi, setelah terombang-ambing 30 jam di Perairan Celukan Bawang, Buleleng, Bali. Namun para penumpang hanya mendapat kompensasi Rp 300 ribu.

Padahal puluhan supir truk menuntut ganti rugi sebesar Rp 500 ribu akibat kelalaian perusahaan kapal. Mereka menduga ada kesalahan manajemen hingga kapal kekurangan BBM.

Bagi puluhan supir ganti rugi tersebut tidak mampu menggantikan kerugian atas waktu dan komplain pelanggan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya tidak tahu kenapa tiba-tiba kompensasi hanya Rp 300 ribu banyak yang bawa barang tidak mudah rusak tapi ada juga yang minta kompensasi barang seperti muatan udang, bawang, cabe," terang Muharom, salah satu penumpang kapal yang juga supir truk kepada detikJatim, Minggu (23/7/2023).

Untuk truk dengan muatan tidak mudah rusak terpaksa menerima kompensasi yang kurang layak tersebut lantaran kelelahan dan di bawah tekanan pelanggan yang meminta barang segera sampai. Namun sejumlah supir truk dengan barang yang rusak memilih bertahan untuk menuntut ganti rugi lebih.

ADVERTISEMENT

"Nggak tahu lagi ini setelah truk yang blokade keluar dari kapal, truk-truk yang bawa barang cepat rusak itu negosiasi kembali," tandasnya.

Sebelumnya, Kapal Mutiara Barat berangkat dari Bali pada Jumat (21/7/2023) pukul 17.00 WIB dan harusnya bisa sandar di Banyuwangi pukul 19.00 WIB. Namun, kapal harus terombang-ambing di laut karena kehabisan BBM.

Lalu, kapal baru mendapatkan tambahan BBM solar pada Sabtu (22/7/2023) pukul 23.00 WIB. Kapal pun langsung melanjutkan perjalanan ke pelabuhan Banyuwangi. Setelah menempuh perjalanan lebih dari 4 jam, sekitar pukul 04.00 WIB dini hari kapal bersandar di Pelabuhan Tanjung Wangi.

Namun, tidak langsung membongkar kendaraan, puluhan supir truk melakukan protes untuk menuntut ganti rugi.

"Kami ada 50 orang sepakat memblokade pintu dengan truk, kami menolak bongkar sampai ada ganti rugi yang layak," ungkapnya.

Penumpang lain, Andik mengaku baru pertama kali mengalami hal ini. Dia harus merogoh kocek lebih untuk biaya konsumsi. Ia juga terancam kehilangan pelanggan tetap.

"Selama saya naik nggak pernah terjadi gini, rugi. Terus gimana ini, harusnya kita udah dapat rezeki jadi lambat, semua jadi korban nggak dipercaya orang lagi," ungkap Andik.

Selama terjebak dan terombang-ambing di lautan, Andik mengaku mendapat konsumsi tiga kali. Namun dia menyebut tetap rugi uang dan waktu.

"Belum tahu rugi berapa, cuma kita rugi waktu, rugi uang. Biasanya makan dapat 2 kali, tapi sekarang ditambah 1," terangnya.

Ia berharap pihak armada kapal bisa memberikan ganti rugi tiket kapal 50%. Atau bahkan tidak membayar tiket sama sekali alias gratis.

"Ganti rugi juga harusnya dari sisi biaya tiket yang mencapai Rp 1,2 juta. Untuk biaya dari tiket, ya belum kejelasan berapa akan diganti," kata Andik.




(hil/fat)


Hide Ads