Kapal Mutiara Barat akhirnya berhasil sandar di Pelabuhan Tanjung Wangi, Banyuwangi. Sebelumnya, kapal ini sempat terombang-ambing selama 30 jam di Perairan Celukan Bawang, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, Bali akibat kehabisan Bahan Bakar Minyak (BBM).
Sebelumnya, kapal ini berangkat dari Bali pada Jumat (21/7/2023) pukul 17.00 WIB dan harusnya bisa sandar di Banyuwangi pukul 19.00 WIB. Namun, kapal harus terombang-ambing di laut karena kehabisan BBM.
Lalu, kapal baru mendapatkan tambahan BBM solar pada Sabtu (22/7/2023) pukul 23.00 WIB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kapal pun langsung melanjutkan perjalanan ke pelabuhan Banyuwangi. Setelah menempuh perjalanan lebih dari 4 jam, sekitar pukul 04.00 WIB dini hari kapal bersandar di Pelabuhan Tanjung Wangi.
Namun, tidak langsung membongkar kendaraan, puluhan supir truk melakukan protes untuk menuntut ganti rugi.
"Kami ada 50 orang sepakat memblokade pintu dengan truk, kami menolak bongkar sampai ada ganti rugi yang layak," ungkap Muharom, salah satu penumpang kapal yang juga supir truk, Minggu (23/7/2023).
Puluhan supir truk menuntut ganti rugi sebesar Rp 500.000 akibat kelalaian perusahaan kapal. Mereka menduga ada kesalahan manajemen hingga kapal kekurangan BBM.
Sebelumnya, salah satu penumpang kapal Mutiara Barat, Andik mengaku baru pertama kali mengalami hal demikian. Akibatnya, ia harus merogoh kocek lebih untuk biaya konsumsi. Ia juga terancam kehilangan pelanggan tetap.
"Selama saya naik nggak pernah terjadi gini, rugi. Terus gimana ini, harusnya kita udah dapat rezeki jadi lambat, semua jadi korban nggak dipercaya orang lagi," ungkap Andik kepada detikJatim, Sabtu (22/7/2023).
Selama terjebak dan terombang-ambing di lautan, Andik mengaku mendapat konsumsi tiga kali. Namun demikian, ia menyebut tetap rugi uang dan waktu.
"Belum tahu rugi berapa, cuma kita rugi waktu, rugi uang. Biasanya makan dapat 2 kali, tapi sekarang ditambah 1," terangnya.
Ia berharap pihak armada kapal bisa memberikan ganti rugi tiket kapal 50%. Atau bahkan tidak membayar tiket sama sekali alias gratis.
"Ganti rugi juga harusnya dari sisi biaya tiket yang mencapai Rp 1,2 juta. Untuk biaya dari tiket, ya belum kejelasan berapa akan diganti," kata Andik.
Diberitakan sebelumnya, kapal penumpang Mutiara Barat berangkat dari Lombok menuju Pelabuhan Tanjung Wangi, Banyuwangi. Kapal yang mayoritas mengangkut sopir dan truk pengirim barang itu terombang-ambing di perairan Bali sejak Jumat (21/7), sekitar pukul 17.00 WIB.
(hil/fat)