GP Ansor Jawa Timur mengecam keras aksi seorang pria menginjak dan menendang kitab suci Al-Qur'an di Swedia. Aksi pada Juni lalu, dilakukan Momika di luar Kedutaan Besar Irak di Stockholm.
Bendahara Ansor Jatim M Fawait menyebut tindakan tersebut sangat biadab dan terjadi tidak lama setelah pembakaran Al-Quran akhir Juni 2023 lalu.
"Terjadi lagi provokasi yang dilakukan di negara yang konon katanya menjunjung HAM, menjunjung kebebasan. Saya kira itu sebuah tindakan biadab, dan negara di suatu tempat harusnya tidak boleh membiarkan hal itu terjadi lagi (penistaan kitab suci agama)," kata M Fawait saat dikonfirmasi detikJatim, Sabtu (22/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Presiden Laskar Sholawat Nusantara (LSN) ini meminta pemerintah Indonesia melakukan protes melalui jalur diplomasi internasional. Sebab, kejadian ini sudah terjadi dua kali dalam kurun waktu sebulan dan di negara yang sama.
"Warga jangan terprovokasi, apalagi Indonesia akan masuk pada tahun politik. Kita percayakan kepada Presiden Joko Widodo dan pemerintah kita untuk melakukan protes lewat jalur diplomasi melalui jalur hukum internasional," bebernya.
Atas kejadian penistaan terhadap Al-Quran tersebut, Gus Fawait menilai peradaban dunia akan semakin bergeser dari Eropa ke benua Asia. Sebab di Asia sangat menjunjung tinggi kebebasan berpendapat dan beragama.
"Di Asia banyak negara menjaga, menghormati, dan menjunjung tinggi perbedaan. Justru di Eropa seperti Swedia yang katanya menjunjung tinggi itu, buktinya malah terbalik," tegasnya.
Dirinya mengimbau warga Indonesia tidak terprovokasi apalagi melakukan aksi-aksi balasan di kantor yang berafiliasi negara Swedia.
"Saya mengimbau masyarakat tenang, jangan terprovokasi atas tindakan yang biadab dan tidak mencerminkan di negara yang katanya menjunjung tinggi kebebasan. Kebebasan mereka justru merengut kebebasan umat beragama lainnya," ungkapnya.
"Semua umat Islam pasti marah terkait pelecehan terhadap Al-Quran. Ini perbuatan biadab, namun kita harus tunjukkan umat Islam khususnya bangsa Indonesia adalah umat yang tidak mudah terprovokasi," tandasnya.
(faa/fat)