.webp)
Ketua DPD Partai Gerindra Jatim Anwar Sadad hadir memberikan pengarahan dalam Rapat Kerja Daerah Generasi Muda Nahdlatul Ulama (GMNU) Jatim. Acara digelar di Graha Delta Kantor Pemkab Sidoarjo, (20/7).
Dalam arahannya, politikus yang akrab disapa Gus Sadad ini menekankan agar GMNU Jatim mengambil spirit perjuangan Nahdlatul Ulama. "Tangkap spiritnya, bukan abunya!" ujar Sadad menirukan diksi Bung Karno.
Gus Sadad yang menjabat penasihat GMNU Jatim ini membakar semangat kader GMNU Jatim. Ia menyebut istilah 'gocean' sarung kiai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Istilah itu jangan dimaknai memakai sarung secara harfiah, tapi spirit perjuangan kiai," jelasnya.
Menurut Gus Sadad Spirit perjuangan kiai-kiai NU terangkum dalam empat kata yaitu tawasuth, tasamuh, tawazun, ta'adul. Keempat hal itu didasarkan pada referensi teks agama yang bersifat primer, yaitu al-Qur'an.
"Tawasuth maknanya moderat, maka dengan prinsip ini menjauhkan kita dari cara pandang ekstrem, di satu sisi, dan liberal, di sisi lain," tuturnya.
Dalam pemaparan selama sekitar 30 menit itu, Wakil Ketua DPRD Jatim ini menegaskan prinsip-prinsip itulah yang akan membawa GMNU pada garis yang dituju oleh NU, yakni mewujudkan sebaik-baiknya umat yang tergambar dalam Mabadi Khaira Ummah.
"Akan tetapi pendekatan yang dilakukan oleh GMNU harus dengan style anak muda, harus berani melawan risiko salah, karena ini akan membawa kita menemukan cara terbaik secara kreatif," katanya.
Anak muda, lanjut Gus Sadad punya ciri khas yaitu rasa ingin tahu yang tinggi, kreatif, kolaborarif, komunikatif. Karena itu, anak muda tidak boleh kehilangan ciri khas ini.
"Anak muda jangan menyerah dengan keadaan, dengan keterbatasan. Push your limit," tandasnya.
(abq/iwd)
