Ketua DPD Gerindra Jawa Timur Anwar Sadad menyampaikan kondisi terkini soal suara Prabowo di Bumi Majapahit. Politikus yang akrab disapa Gus Sadad ini menyebut elektabilitas Prabowo di Jatim terus meningkat dan menjadi nomor wahid.
"Perkembangan suara Prabowo di provinsi besar naik signifikan. Di Jatim misalnya, tahun lalu menempatkan Pak Prabowo di posisi kedua. Tapi akhir-akhir ini menempatkan Pak Prabowo leading di Jatim. Meski masih ada yang menyatakan kalah tipis di Jatim," kata Gus Sadad di Kantor DPD Gerindra Jatim, Jumat (14/7/2023).
Gus Sadad menyebut, publik Jatim semakin menerima sosok Prabowo yang dinilai bisa berkomitmen melanjutkan program pembangunan di era Presiden Jokowi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Secara keseluruhan ada kenaikan Pak Prabowo di Jatim, publik Jatim menerima figur Pak Prabowo. Cara, pola, gaya pendekatan yang diambil Pak Prabowo dalam berinteraksi dengan masyarakat menemukan chemistry," sebut Gus Sadad.
"Di samping itu, gaya kampanye Pak Prabowo tidak menunjukkan pencitraan, tapi bagaimana menjalankan tugas sebagai Menhan dan pembantu presiden sesuai keahliannya. Dibaca kinerja beliau sebagai Menhan juga sangat baik," sambungnya.
Keluarga Ponpes Sidogiri Pasuruan ini menyebut 7 bulan menuju Pilpres 2024, kader Gerindra Jatim semakin bersemangat mengantar Prabowo menjadi The Next Presiden.
"7 bulan lagi Pilpres, apapun bisa terjadi. Di Jatim kita lakukan pendekatan masif ke masyarakat. Bahwa politik cara meyakinkan publik dan merebut hati rakyat sehingga mandat nanti bisa digunakan sebagai pembangunan nasional," jelasnya.
"Kami yakin Pak Prabowo akan bisa menang di provinsi-provinsi besar. Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Timur. Khusus di Jawa Tengah saya kira Pak Prabowo masih belum maksimal, tapi angkanya sudah lebih tipis dibanding ketika Pilpres 2019 lalu. Ada endorse Pak Jokowi ke Pak Prabowo juga berperan dalam pengikisan gap suara di Jateng," lanjut Sadad.
Soal cawapres, politikus yang masuk bursa Cagub Jatim 2024 ini meminta semua kader menyerahkan keputusan ke Prabowo. Dirinya yakin Prabowo akan memilih sosok cawapres yang terbaik.
"Cawapres tergantung kebutuhan atau ruang kosong yang harus diisi figur cawapres. Ya secara gampang kalau kita melakukan pendekatan nasionalis-agamis, maka di sektor itu cawapres Pak Prabowo harus mewakili sektor religius dan agamis. Tapi kita melihat politik hari ini warnanya beda dengan masa lalu. Semakin modern, berkembangnya digitalisasi, informasi dan sebagainya itu mengubah cara pandang," terangnya.
"Tentu cawapres harus figur yang melengkapi dan memberi nilai tambah. Mewakili faktor ketokohan atau mengisi sisi kewilayahan. Dulu Pak Prabowo kalah di basis-basis provinsi besar Jawa. Mungkin itu jadi pertimbangan cawapres yang potensial adalah cawapres yang bisa mengisi titik lemah itu," tukas Gus Sadad
(hil/dte)