Kapolda Irjen Toni Harmanto meminta kepada seluruh perguruan silat di Jawa Timur menghormati komitmen bersama. Salah satunya yakni membongkar keberadaan tugu silat.
Menurut Toni, dari hasil pemetaan yang dilakukan bersama jajaran Forkopimda, salah satu pemicu timbulnya konflik antar perguruan silat karena keberadaan tugu.
"Bahwa beberapa kali rapat kita membuat komitmen dan menegaskan berkaitan juga dengan tugu tugu yang mohon maaf, mungkin menjadi yang kita petakan itu menjadi salah satu penyebab konflik," kata Toni, Selasa (18/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi salah satu penyebab konflik itu adalah adanya tugu-tugu yang berdiri yang menjadi kebanggaan buat perguruan pencak silat ini," imbuhnya.
Berkaitan dengan hal itu, Toni bersama dengan Forkopimda Jawa Timur kemudian mengimbau untuk menertibkan atau membongkar tugu yang berada di daerah.
"Makanya kami sudah berbicara dengan jajaran forkopimda, bahwa kami juga meminta adanya penertiban terkait hal ini. Karena simbol-simbol inilah yang kemudian membuat satu persoalan yang terjadi diantaranya di samping juga ada kerumunan berkelompok yang membawa mereka kemudian ada euforia," jelas Toni.
"Kemudian mereka yang masih muda dan darah muda mereka dengan berkumpul bergerak Kemudian bertemu dengan kelompok masyarakat dari perguruan lain itu yang kemudian menjadi tawuran. Dan tidak sedikit korban jiwa bahkan ada yang Luka berat luka ringan ada juga materi," lanjut Toni.
Toni menambahkan pihaknya meminta kepada jajaran forkopimda untuk membantu menertibkan. Agar tidak terjadi lagi pemicu konflik perkelahian.
Toni menyebut keberadaan tugu silat juga terkadang berada di tempat fasilitas umum dan tak berizin. Ia lalu menyebut saat ini pihaknya dengan melibatkan Satpol PP telah mulai bergerak merobohkan tugu silat.
"Karena tugu tugu itu menjadi simbol bagi kebanggaan mereka. Padahal tugu-tugu ini dibangun bukan di tempat Yang Semestinya. Ada yang didirikan di area publik bahkan tidak ada izinnya," ujar Toni.
(abq/iwd)