Dam Cocrong Dibuka Atasi Limbah Lindi Cemari Sawah dan Sungai Banyuwangi

Dam Cocrong Dibuka Atasi Limbah Lindi Cemari Sawah dan Sungai Banyuwangi

Eka Rima - detikJatim
Senin, 17 Jul 2023 18:45 WIB
air lindi cemari persawahan dan sungai di Banyuwangi
Petugas memberikan probioti untuk menghilangkan bau busuk ikan yang mati (Foto: Eka Rima)
Banyuwangi -

Sejumlah lahan persawahan dan kolam ikan tercemar air lindi atau air limbah sampah dari Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah Desa Badean Kecamatan Blimbingsari.

Hal tersebut disebabkan oleh jebolnya tanggul di area persawahan sehingga air yang berasal dari parit di sekitar sawah mengalir ke area TPA, air tersebut menggenangi kolam pengolahan Lindi dan akhirnya mencemari lingkungan sekitar.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Banyuwangi Dwi Handayani mengungkapkan, air hujan yang bercampur lindi juga mengalir ke kubangan yang berisi ikan-ikan liar sehingga bangkai ikan yang cukup banyak mengakibatkan bau tidak sedap.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal tersebut sempat memunculkan protes warga, sehingga pemkab Banyuwangi segera meningkatkan upaya penanganan.

"Memang sempat ada protes ya, karena baunya dari bangkai ikan itu menimbulkan bau amis. Kami berkoordinasi dengan dinas pengairan dan BPBD untuk pembersihan bangkai ikan dan mensirkulasi air di kubangan yang sudah menyerupai kolam tersebut," terang Dwi kepada detik Jatim Senin (17/7/2023).

ADVERTISEMENT

DLH bersama Dinas Pengairan membuka Dam Cocrong untuk mengaliri kubangan kolam untuk mencuci akar-akar Enceng gondok agar kolam tetap bisa dipergunakan untuk menampung air namun bebas dari pencemaran Lindi.

Selain itu, pemkab Banyuwangi juga memberikan cairan probiotik di kolam tersebut sehingga aroma tidak sedap dapat dinetralisir.

"Selain mencuci akar Enceng gondok dengan sirkulasi air kami juga memberikan cairan probiotik disana. Jadi lebih kuat untuk menetralisir baunya," ujar Dwi.

Untuk sementara, warga tidak diperkenankan membuang sampah ke TPA. Sebagai upaya penanggulangan sampah rumah, pasukan kuning menampung sampah-sampah di depo desa masing-masing.

"Kami sudah koordinasi dengan kepala desa dan pak camat ya, untuk mengimbau warganya mengolah sampah di rumah. Dan ada pasukan kuning juga yang berjaga di depo-depo," imbuhnya.

DLH tidak bisa menargetkan sampai kapan TPA akan ditutup, namun untuk penanganan jangka panjang akan disiapkan TPA baru.

"Belum tahu ini sampai kapan, targetnya sih segera ya. Tapi kami juga akan cari lokasi baru supaya pengolahannya lebih optimal," pungkas Dwi.




(dpe/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads