Mengutip situs resmi Nahdlatul Ulama (NU), dalam Kajian Hadits soal Puasa Akhir dan Awal Tahun disebutkan, kesunahan puasa akhir tahun mendapatkan legalitas berdasarkan hadis shahih berikut ini:
عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ رضى الله عنهما: عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم: أَنَّهُ سَأَلَهُ أَوْسَأَلَ رَجُلًا وَعِمْرَانَ يَسْمَعُ فَقَالَ: يَاأَبَا فُلَان، أَمَا صُمْتَ سَرَرَ هَذَا الشَّهْرِ؟-قَالَ: أَظُنُّهُ. قَالَ: يَعْنِي رَمَضَانَ.-قَالَ الرَّجُلُ: لَا يَارَسُولَ اللهِ. قَالَ: فَإِذَا أَفْطَرْتَ فَصُمْ يَوْمَيْنِ. لَمْ يَقُلِ الصَّلْتُ أَظُنُّهَ يَعْنِي رَمَضَانَ. رواه البخاري.
Artinya: Diriwayatkan dari Imran bin Al-Husain RA, dari Nabi SAW bahwa ada orang bertanya kepada beliau, atau beliau bertanya kepada seseorang, sementara Imran mendengarnya. Lalu Rasulullah berkata, 'Wahai Abu fulan, apakah kamu puasa akhir bulan (Sya'ban) ini?'-Abu An-Nu'man berkata, 'Saya duga maksudnya adalah bulan itu.' As-Shalt bin Muhammad berkata, 'Maksud dugaan An-Nu'man adalah bulan Ramadhan.'-Orang yang ditanya oleh Nabi SAW menjawab, 'Tidak wahai Rasulullah.' Nabi SAW menyambungnya, 'Apabila kamu tidak puasa, maka puasa lah dua hari (sebagai gantinya).' As-Shalt tidak mengatakan redaksi, 'Saya menduganya itu adalah bulan Ramadhan,'" (HR Bukhari).
Ahmad Muntaha AM, Wakil Sekretaris PW LBM NU Jawa Timur mengatakan, sekilas hadis tersebut hanya menunjukkan kesunahan puasa akhir bulan. Namun menurut Az-Zain bin Al-Munir, melihat Imam al-Bukhari memasukkan hadis itu dalam Bab Puasa di Akhir Bulan, menunjukkan kesunahan puasa akhir bulan tidak hanya berlaku di bulan Sya'ban, tetapi juga di bulan-bulan lainnya.
Anjuran puasa akhir bulan, termasuk akhir bulan Dzulhijjah yang berarti akhir tahun, juga tidak bertentangan dengan larangan mendahului puasa Ramadhan, dengan satu atau dua hari puasa sebelumnya pada akhir bulan Sya'ban. Sebab larangan tersebut mengecualikan orang yang sudah terbiasa memuasainya.
Sementara kesunahan puasa awal tahun sudah jelas hadisnya, yaitu hadis tentang anjuran berpuasa dalam hari-hari bulan Muharram, sebagaimana diriwayatkan sebagai berikut:
مَنْ صَامَ يَوْمًا مِنَ الْمُحَرَّمِ فَلَهُ بِكُلِّ يَوْمٍ ثَلَاثُونَ يَوْمًا. رواه الطبراني في المعجم الصغير. وفي الكبير: ثَلَاثُونَ حَسَنَةً.
Artinya: Orang yang berpuasa sehari dari bulan Muharram, maka dengan puasa per harinya ia mendapatkan (pahala puasa) 30 hari,' (HR At-Thabarani dalam Al-Mu'jamus Saghir).
Ahmad Muntaha menyimpulkan, puasa akhir tahun dengan maksud melakukan puasa akhir bulan hukumnya sunah, berdasarkan ijtihad dan hadis riwayat Imam Al-Bukhari.
Lalu puasa awal tahun dengan maksud melakukan puasa pada hari-hari di bulan Muharram adalah sunah dan pahalanya sangat banyak berdasarkan hadis riwayat Imam At-Thabarani.
Niat Puasa Akhir Tahun
Bacaan Arab:
نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Bacaan Latin:
Nawaitu shauma syahri dzil hijjah sunnatan lillahi ta'ala.
Artinya:
Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah karena Allah ta'ala.
Niat Puasa Awal Tahun
Bacaan Arab:
نَوَيْتُ صَوْمَ الْمُحَرَّمِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Bacaan Latin:
Nawaitu shaumal Muharrami lilahi ta'ala.
Artinya:
Saya niat puasa Muharram karena Allah ta'ala.
(sun/iwd)