Pada 2017 lalu Chaq El Chaq Zamzam Multazam, anak muda cerdas dari Lamongan menyabet predikat mahasiswa termuda Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Dia diterima di Fakultas Kedokteran lewat jalur SNMPTN di usia 15 tahun. Kini, dia menjadi mahasiswa kampus terbaik di London. Bagaimana ceritanya?
Zamzam resmi menyandang gelar dokter dari Unair setelah menjalani Sumpah Dokter pada Mei 2023 lalu. Tampaknya pria yang lahir pada 2 Oktober 2001 itu segera 'tancap gas' untuk mencari ilmu.
Saat ini Zamzam tercatat sebagai mahasiswa Master of Science in Cardiovascular and Respiratory Healthcare di Imperial College London (ICL). Universitas ini adalah kampus terbaik di ibu kota negara Inggris, London.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
QS World University Rankings 2024 menempatkan ICL pada posisi ke-6 kampus terbaik dunia. Zamzam mengaku sangat bahagia dan bersyukur karena bisa menjadi mahasiswa di salah satu kampus terbaik dunia.
"Rasanya nggak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Alhamdulillah, sangat bersyukur, akhirnya perjuangan yang penuh peluh bisa berbuah indah," ujarnya dalam keterangan resmi Unair yang dikutip detikEdu, Kamis (13/7/2023).
Keputusan untuk belajar di luar negeri bagi Zamzam bukanlah perkara yang mudah. Perlu pertimbangan matang dalam menentukan bidang yang akan ia tempuh ke depan. Karena itu dia perlu waktu untuk berpikir panjang.
Setelah itu, Zamzam akhirnya menambatkan hati pada bidang Cardiovascular Healthcare. Sejak duduk di bangku kuliah Zamzam mengaku telah menaruh ketertarikan pada ilmu kardiovaskular.
Selain itu, awardee beasiswa LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) ini juga melihat bahwa ilmu tentang jantung ini sebagai salah satu ilmu yang sangat penting bagi kehidupan manusia.
"Sejak pertama kali bertemu dengan ilmu kardiovaskular waktu kuliah, aku langsung jatuh hati. Karena di dalam ilmu kardiologi ini everything can be explained," katanya.
"Jadi, aku suka dengan cara berpikirnya yang analitik. Selain itu, ilmu ini sangatlah relevan bagi kehidupan manusia. Orang yang jantungnya sehat insyaallah seluruh tubuhnya juga sehat," ujarnya.
Mimpi Berkontribusi bagi Indonesia
Zamzam mengaku memiliki mimpi untuk berkontribusi pada bangsa dan negara. Karena itulah dia semakin memantapkan keputusan untuk menempuh studi lanjut di kampus terbaik dunia.
Dia ceritakan bahwa mimpinya itu muncul berawal dari pengalaman ketika terjun langsung di masyarakat. Di sana dia menemui sejumlah hambatan khususnya dalam penanganan penyakit kardiovaskular.
"Saat aku jaga di Puskesmas, aku bertemu pasien kegawatdaruratan jantung. Karena keterbatasan, pasien nggak diberikan treatment sesuai standar, kondisi memburuk, sehingga dirujuk dalam kondisi tidak stabil," ujarnya.
Situasi itulah yang membuat Zamzam menyadari ada gap antara tata laksana sesuai panduan dengan realitas yang ada di lapangan, mulai dari segi obat-obatan, peralatan, SDM, dan sistem rujukan.
Ia juga sadar perlunya terobosan baru dalam sistem penanganan penyakit jantung di Indonesia. Karena itu, dia menjadikan Eropa sebagai tempat untuk menimba ilmu demi menciptakan terobosan. Menurutnya, Eropa merupakan tempat para ahli pembuat panduan penanganan penyakit jantung.
"Aku bercita-cita supaya kita (Indonesia) punya panduan dalam menangani penyakit jantung, terutama di fasilitas kesehatan primer yang serba terbatas seperti Puskesmas. Aku memilih Eropa karena di sanalah tempatnya para ahli pembuat panduan penanganan jantung. Sehingga nanti aku bisa mendapat banyak ilmu untuk diaplikasikan di dalam negeri," katanya.
(dpe/iwd)