Momo, anjing jenis pom yang viral di media sosial disebut mati gegara melawan perampok dikremasi dengan peti mati. Proses kremasi anjing itu disebut mewah, diinapkan 2 hari di Rumah Duka Grand Heaven Surabaya dengan peti mati seharga Rp 170 juta.
Tung Tung, pemilik Momo pada akhirnya angkat bicara. Dia membantah harga peti yang dia belikan untuk anjingnya yang mati mencapai Rp 170 juta, dan disemayamkan secara mewah 2 hari di Grand Heaven Surabaya.
Kepada detikJatim, Tung Tung membantah semua tudingan dan narasi yang beredar di media sosial. Menurutnya, semua narasi dalam postingan video yang diunggah akun @indoviral8 itu tidak benar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tung Tung mengatakan bahwa biaya yang dia keluarkan untuk proses kremasi anjingnya juga tidak terlalu fantastis. Meski demikian, dia enggan menyebutkan detail berapa biaya kremasi Momo.
"Brosur di Grand Heaven ini mungkin sudah menjawab tudingan bahwa peti yang dijual di sini luar biasa mahal. Itu tidak benar. Misalnya ini, 1 paket cuma Rp 5 juta, ini juga mengkonfirmasi semuanya," kata Tung Tung kepada detikJatim sembari menunjukkan brosur harga, Selasa (11/7/2023).
Dia menjelaskan bahwa berita itu sempat ramai dan dibagikan ke sejumlah grup WhatsApp. Tung Tung mengaku sempat mendapat informasi keliru itu di grup gereja dan klenteng tempat dirinya aktif beribadah.
"Ada teman saya jadi saksi dan menyaksikan bahwa petinya bukan Rp 170 juta," katanya.
Tung Tung mengklaim biaya kremasi seekor hewan seperti Momo tentu di bawah biaya kremasi manusia. Menurutnya, narasi yang dibangun di media sosial Instagram itu menjurus ke arah persaingan bisnis, salah satunya untuk menggiring persepsi netizen bahwa peti mati di rumah kremasi mahal.
"Saya tahu arahnya. Diunggah seperti itu supaya timbul dalam pikiran di masyarakat bahwa peti di Grand Heaven mahal," ujarnya.
Pria asal Jombang itu sebelumnya telah menegaskan bahwa semua berita tentang anjingnya di medsos adalah hoaks. Baik harga peti mati, narasi kematian yang dibangun, hingga persemayaman di Grand Heaven Surabaya.
"Meninggalnya karena sakit, bukan melindungi pemilik rumah dari perampok. Selain itu, Momo juga saya semayamkan di rumah, bukan di sini (Grand Heaven)," ujarnya.
Operational Manager Grand Heaven Surabaya Ferry Ozora menambahkan bahwa Tung Tung tidak mungkin membelikan peti mati seharga Rp 170 juta untuk Momo di Grand Heaven Surabaya.
"Di sini semuanya ada dan lengkap, baik untuk manusia maupun hewan. Tetapi harga peti tidak semahal itu, sampai Rp 170 juta seperti disampaikan di sosmed," kata Ferry.
(dpe/iwd)