Akhirnya terungkap apa yang menyebabkan air di Pamekasan yang berhulu dari Waduk Klampar berubah warna menjadi merah darah. Setelah ditelusuri, penyebab air berwarna merah itu adalah limbah pewarna batik yang diduga sengaja dibuang ke waduk.
Berubahnya warna air di selokan dan sungai yang bersumber dari Waduk Klampar, Pamekasan itu membuat heboh warga. Video air yang berubah merah seperti darah itu beredar di aplikasi perpesanan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pamekasan Suprianto menyebutkan bahwa tim gabungan terdiri dari DLH, Kecamatan Kota, Polisi, Kodim 0826, Koramil Proppo, Dinas PUPR, dan BPBD telah melakukan penelusuran hingga ke hulu sungai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat tim gabungan itu tiba di Waduk Klampar, mereka menemukan kemasan pewarna batik yang diduga sengaja dibakar di tepi waduk. Bahkan ada sebagian kemasan yang dibuang ke dalam waduk tersebut.
![]() |
"Petugas sudah mengambil bukti kemasan itu termasuk mengambil sampel air untuk dibawa ke lab," ujar Supriyanto ketika dihubungi detikJatim melalui telepon, Senin (10/7/23).
Dia pun mengimbau kepada masyarakat yang tinggal di sekitar aliran air yang bersumber dari Waduk Klampar agar tidak memanfaatkan air itu untuk sementara waktu. Baik beraktivitas di sekitarnya maupun mengonsumsinya.
"Jadi untuk saat ini masyarakat diminta untuk sementara tidak memanfaatkan air sungai yang sedang tercemar," kata Supriyanto.
Supriayanto mengaku sudah berkoordinasi dengan kepala Desa Klampar untuk mengingatkan agar perajin batik di sekitar lokasi agar tidak membuang limbah pewarna batik ke sungai.
"Akibat pewarna batik itu air sungai berubah menjadi merah mulai dari Sungai Klampar atau Sungai Lembung Bunter hingga bermuara di sungai Semajid wilayah kota Pamekasan," katanya.
(dpe/iwd)